Gemercik News-Universitas Siliwangi (10/01). Pembekalan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unsil Periode 1 TA 2021/2022 kembali dilaksanakan secara virtual melalui zoom meeting pada Senin, 10 Januari 2022. Dr. H. Drs. Supratman, M.Pd. sebagai Ketua LPPM-PMP Unsil menuturkan, jumlah peserta KKN periode ini sebanyak 1.604 orang.

“Pelaksanaan kegiatan pembekalan peserta KKN Periode 1 TA 2021/2022 ini dengan jumlah peserta KKN sebanyak 1.604 orang. Terdiri 1.143 peserta dari FKIP, 8 peserta dari FE, 1 peserta dari Faperta, 194 peserta dari FT, 107 peserta dari FAI, 70 peserta dari FIK, dan 81 peserta dari FISIP,” tutur Dr.H. Supratman.
Dalam kegiatan pembekalan ini, Dr. H. Supratman juga menuturkan, kegiatan KKN akan dilaksanakan di tiga kabupaten, di antaranya, Kab. Tasikmalaya di 7 kecamatan dan 34 desa, Kab. Ciamis di 5 kecamatan dan 30 desa, dan Kab. Pangandaran di 2 kecamatan dan 14 desa. Peserta dibimbing oleh 40 dosen, dikelompokan dalam 80 kelompok, dengan masing-masing kurang lebih 20 orang.
Kemudian, pembekalan KKN dilaksanakan dalam satu hari dengan jumlah pemateri sebanyak 7 orang. Materi pertama, disampaikan oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, S.E., M.Si. sebagai Ketua Senat Universitas Siliwangi. Materi yang disampaikan Prof. Deden, mengenai filosofi KKN yang mencakup tentang apa, bagaimana, dan untuk apa dilaksanakannya kegiatan KKN.
“KKN merupakan kegiatan perkuliahan intrakurikuler dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, yang dilakukan mahasiswa secara interdisipliner dan lintas sektoral. Tujuan pokok dari kegiatan KKN, menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian mahasiswa kepada yang lemah secara komprehensif, serta menciptakan calon pemimpin sejati,” jelas Prof. Deden.
Materi kedua, disampaikan oleh Dr. H. Asep Suryana Abdurrahmat, S.Pd, M.Kes. selaku Ketua Pusat Komunikasi Informasi dan Edukasi (PKIE) Unsil, dan sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Siliwangi. Materi yang disampaikan mengenai adaptasi kebiasaan baru (New Normal) Covid-19.

“Indikator keberhasilan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di antaranya tidak menambah atau memperluas penularan (RO <1). Alhamdulilah, Kota Tasikmalaya rate-nya mencapai 0,2. Kemudian, kita harus menggunakan sistem indikator kesehatan yang bagus. Tolong ade-ade mahasiswa, siapkan aplikasi peduli lindungi di HP masing-masing,” kata Dr. Asep.
Materi ketiga, yaitu mengenai program pemberdayaan wirausaha masyarakat atau UMKM dan pariwisata yang disampaikan oleh R. Reza El Akbar. S.Si., M.T., M.Kom. sebagai Dosen Teknik Informatika Univesitas Siliwangi.

“Kewirausahaan ini dimaknai sebagai jiwa dan keterampilan teman-teman, agar nantinya bisa berkontribusi terhadap lingkungan sekitar. Jadi, pada saat KKN teman-teman melakukan perbaikan dari bidang usaha yang ada di desa nanti, dengan memanfaatkan keilmuan yang pernah dipelajari,” jelas R. Reza.
Materi keempat, yaitu mengenai program pemberdayaan BUMDes atau jaringan pengaman sosial di desa, disampaikan oleh Bapak Jumri, SE., M.Si. yang merupakan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat, serta merupakan Pengawas BUMDes Desa Cikoneng, Ciamis.
“Jadi BUMDes memiliki peran dalam rangka untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di desa. Sehingga, BUMDes diharapkan mampu mendorong dan menjadi leading sector dalam pembangunan desa. Jenis usaha yang bisa dikembangkan BUMDes adalah bisnis sosial, bisnis penyewaan, dan usaha perantara,” tutur Jumri, SE., M.Si.
Materi kelima, mengenai program pemberdayaan sosial pasca Covid-19 yang disampaikan oleh perwakilan Pojok Rakyat atau ABALOK, Desi Tri Gustiani yang juga merupakan mahasiswa Program Studi Agribisnis Universitas Siliwangi.
“Dalam program pengabdian masyarakat ini ada tiga aspek, yaitu value benefit fitur untuk para konsumen, value benefit program untuk penerima manfaat, juga benefit bagi para stakeholders. Harapannya, kalau misalkan teman-teman melakukan pengabdian ini tidak hanya sekedar melakukan KKN. Namun, ada (keinginan) diri sendiri untuk melakukan pengabdian masyarakat yang berkelanjutan dan berhasil,” jelas Desi.
Selanjutnya materi keenam, disampaikan oleh Ir. Fitri Kurniati, M.P. selaku Dosen Program Studi Agroteknologi Universitas Siliwangi. Materi yang disampaikan adalah mengenai program pemanfaatan pekarangan rumah sebagai upaya ketahanan pangan keluarga.
“Manfaat pekarangan, (yaitu) sebagai lumbung hidup yang dapat dioptimalkan untuk menanam tanaman, bisa diambil hasilnya untuk makanan pokok. Warung hidup (artinya) pekarang bisa dijadikan sumber pemenuhan gizi keluarga. Bank hidup untuk pemenuhan kebutuhan, untuk bisa terjual. Apotik hidup untuk menanam tanaman obat-obatan, serta berfungsi sebagai estetika atau keindahan,” jelas Fitri.
Kemudian materi terakhir, mengenai model bisnis di dalam KKN tematik kewirausahaan yang disampaikan oleh Ketua YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan), Dr. H. Amrullah, SE., MBA., MM.
“KKN Perlu proses immersion. Harus bisa hidup bersama masyarakat, agar empatinya lahir. Sehingga, (kita) tau apa yang harus dilakukan, sekaligus menjadi peneliti. Skemanya tidak hanya memberi makan, tapi bagaimana mengolah apa yang ada di lokasi itu dan mengembangkan supaya bisa makan selamanya,” jelas Dr. Amrullah.
Penulis: Lita Nuraeni
Penyunting: Tanti Amalia