Gemercik News-Universitas Siliwangi (2/7). Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unsil, Nundang Busaeri, Ir., M.T. utarakan penetapan nominal maksimal sebesar 15 juta, tanpa bisa memilih Rp.0. pada Iuran Pengembangan Institusi (IPI) untuk jalur SM Unsil. Penetapan nominal tersebut diungkapkan lembaga sebagai bentuk kontribusi dalam pembangunan infrastruktur, yang menjadi syarat turunnya bantuan dari pemerintah.
“Karena ini (IPI) terkait untuk pengembangan institusi. Kalo ingin membangun gedung saja itu membutuhkan 1 triliun, mungkin sampai 2 triliun ditambah peralatan. Dari mahasiswa itu paling 10 miliar. Kalo dari pemerintah hanya boleh untuk renovasi, ngga boleh membangun baru,” jelas Nundang.
“Sehingga kita mencoba meminta bantuan pada pemerintah, tetapi ada syaratnya yakni sharing. Dari kita biasanya 10%. Nah, yang tadi itu (IPI) untuk sharing atau kontribusi,” tambah Nundang.
Sebelumnya, melalui informasi resmi SM Unsil, bahwa besarnya IPI SM Unsil untuk prodi Saintek ditambah Akuntansi dan Manajemen dikenakan IPI sebesar 15 juta. Sedangkan, untuk prodi Soshum dikenakan IPI sebesar 10 juta. Terkecuali, untuk prodi Keuangan dan Perbankan, serta Pendidikan Masyarakat dikenakan IPI 5 juta.
“Nah, jadi yang 15 juta itu untuk Saintek ditambah Akuntansi sama Manajemen. Soshumnya seperti Fisip itu 10 juta, kecuali Pendidikan Masyarakat 5 juta,” ucap Nundang.
Mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi untuk membayar IPI, dapat mengomunikasikannya kepada pihak Unsil, untuk meminta keringanan sistem pembayaran. Bentuk keringanan tersebut bisa berupa pembayaran sistem cicilan. Adapun untuk keringanan jumlah nominal, tidak bisa diberikan karena IPI tersebut sudah normatif.
“Kalo yang bersangkutan ada komunikasi dengan kita, kita pasti respon. Kalo sanggup dicicil silahkan. Kalo ngga sanggup dicicil, ya, kita juga ada empati, jangan sampai putus kuliah karena ekonomi. Asalkan jangan mengada-ada,” jelas Nundang.
Begitu pun jika mahasiswa mengalami kesulitan keuangan dalam pembayaran UKT, bisa mengomunikasikan langsung dengan pihak Unsil.
“Kita harus relaksasi masalah pembayaran, kalau orang tua mahasiswa belum siap, ya, silahkan komunikasi saja. Ya, jangan sungkan.” Pungkas Nundang.
Reporter: Anisa
Penulis: Rismawati
Penyunting: Rini