Gemercik News-Tasikmalaya (24/07). Dalam upaya pengabdian kepada masyarakat, dosen Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi menyelenggarakan IPTEK Bina bagi Masyarakat (IBbM) melalui pelatihan penggunaan media 3 dimensi bagi anak berkebutuhan khusus di Kota Tasikmalaya. Pengabdian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tamansari, dengan diikuti oleh 8 siswa kelas XI SMALBC dan 5 mahasiswa yang ikut dalam kegiatan ini. Hari ini menjadi hari kedua pelaksanaan setelah hari yang pertama pada Senin (22/07).
Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pembelajaran kepada siswa-siswi melalui media pembelajaran 3D. Di antaranya adalah dengan memberikan lilin mainan untuk dibentuk menjadi berbagai macam makhluk hidup, memberikan bentuk 3D hewan dan tumbuhan. Selain itu, diberikan pengetahuan baru mengenai ilmu pengetahuan alam.
Menurut Kabia Nurlestari, selaku pengajar di SMALBC menyambut baik akan adanya kegiatan ini karena anak-anak tunagrahita memang harus diberikan pembelajaran yang bersifat konkrit agar anak lebih interaktif dalam belajar.
“Bagus sih jadi setidaknya untuk pembelajarannya itu konkrit pake lilin jadi anak tuh tau langsung terjun pake alat peraga langsung. Kalo anak tunagrahita harus ada media pembelajaran yang menarik untuk anak jadi itu lebih interaktif,” ucapnya.
Pengabdian ini merupakan pengaplikasian dari penelitian yang telah dilakukan mengenai media 3D di beberapa sekolah di Tasikmalaya. Setelah penelitian dilakukan, maka pengabdian masyarakat yang saat ini dilakukan.
Dr. Purwati Kuswarini Suprapto, M. Si sebagai Dosen yang melakukan penelitian media 3D dalam pembelajaran, “Sekolah biasa saja sudah dilakukan penelitian, ini aplikasi dari model yang Ibu teliti pengen diaplikasikan di anak-anak SLB disini,” ucapnya.
Hasil dari kegiatan tersebut cukup bagus, terlihat dari anak-anak yang begitu interaktif pada saat proses pembelajaran. Apalagi ketika mereka mencoba belajar membuat bentuk makhluk hidup dari lilin mainan dan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh beberapa mahasiswa.
Meski hasil yang didapat cukup bagus, menurut Purwati Kuswarini ada beberapa kendala yang dihadapi, “Kendala pertama harus menyesuaikan dulu dengan anak-anak agak sulit didekati. Yang sulit itu adalah bagaimana kita yang normal ini memahami mereka kemudian bagaimana mereka dapat menyesuaikan diri dengan kita.” Tambahnya.
Harapan dari Purwati Kuswarini, mereka (siswa SLB) dapat memahami esensi dari kegiatan tersebut dan menambah pengetahuan otaknya agar lebih baik. Sehingga diharapkan dapat memberikan bekal untuk masa depan mereka karena mereka harus mandiri.
Penulis: Nurul H
Reporter: Nurul H
Penyunting: Yanifa RS


