Gemercik-News Universitas Siliwangi (12/03). Kebijakan penghapusan cuti bersama tahun 2021 oleh pemerintah dipangkas sebanyak lima hari. Prof. H. Deden Mulyana, S.E., M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Akademik mengatakan, baik mahasiswa S1 dan Pasca Sarjana tetap melaksanakan proses pembelajaran seperti biasa yang dilakukan secara daring.
“Cuti bersama yang dihapuskan seperti hari ini (12/03), seharusnya hari ini (12/03) cuti bersama untuk memperingati Isra Mikraj. Tetapi, karena ada pembatalan cuti para ASN masuk kerja seperti biasa dan perkuliahan juga dilakukan tidak ada libur. Ini berarti keputusan ini melibatkan proses pembelajaran berjalan seperti biasa,” ujar Prof. Deden
Penghapusan cuti bersama yang telah ditetapkan pemerintah, yakni pada tanggal 12 Maret dalam rangka Isra Mikraj Nabi Muhammad saw; 17, 18, 19 Mei dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah; dan 27 Desember dalam rangka Hari Raya Natal 2021. Adanya pembatalan cuti bersama ini disebabkan tidak lain untuk mengurangi dampak penyebaran pandemi COVID-19.
“Karena akibat libur panjang nanti, kemudian merencanakan pergi ke luar kota. Berdasarkan pengalaman ya dan saya juga melihat di media-media bisa menyebabkan penyebaran makin meluas. Karena itu ditetapkan pembatalan cuti bersama ini, untuk mengurangi dampak penyebaran COVID-19,” jelas Prof. Deden.
Pemerintah menetapkan cuti bersama yang mulanya tujuh hari cuti menjadi dua hari saja. Kesepakatan pemerintah ini sudah ditetapkan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Peninjauan SKB Cuti Bersama Tahun 2021. Cuti bersama yang masih ditetapkan hanya cuti Hari Raya Idul Fitri dan cuti Hari Raya Natal. Hal ini dikaitkannya penyebaran covid yang semakin meluas.
Prof. Deden menuturkan bahwa kebijakan penghapusan cuti bersama ini sewaktu-waktu bisa berubah, sesuai dengan kondisi suatu saat nanti.
“Saya kira sangat mungkin untuk perubahan kebijakan, tergantung kondisional yang ditetapkan oleh pemerintah. Seperti sekarang yang harusnya cuti bersama tetapi dibatalkan pemerintah. Saya kira itu tergantung perkembangan dan kita hanya mengikuti arahan dari pemerintah saja. Semoga saja ketika kondisi sudah membaik, bisa melakukan perkuliahan secara luring di awal semester depan. Apalagi saya kasihan dengan mahasiswa angkatan 2020 yang belum merasakan kuliah di kampus. ” Tutup Prof. Deden.
Reporter: Farda Siti Solihah, Najmi Muhammad Agus
Penulis: Farda Siti Solihah
Penyunting: Rini