Penmas Unsil Gelar Diseminasi FKIP EDU, Wujud Nyata Pengabdian Masyarakat

Web12

Gemercik News Universitas Siliwangi (27/05). Program Studi Pendidikan Masyarakat (Penmas) Unsil menggelar Diseminasi Seminar Pendidikan dan Pembangunan Sosial sebagai wujud pengabdian masyarakat melalui program FKIP EDU pada 26 Mei 2025 di Lab Diksatrasia. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa angkatan 2022 yang telah menjalani FKIP EDU sesuai peminatan yang diterapkan program studi. Ahmad Hamdan, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pengampu serta ketua pelaksana, menjelaskan bahwa pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) tidak dilakukan secara umum, tetapi telah dibagi ke dalam beberapa konsentrasi atau peminatan yang sudah ditentukan oleh program studi.

“Di Pendidikan Masyarakat itu ada tiga peminatan ataupun konsentrasi, yaitu pelatihan, Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI), serta pemberdayaan. masyarakat,” jelas Hamdan kepada gemercik pada (26/05).

Lebih lanjut, Ahmad Hamdan menjelaskan bahwa seminar ini dirancang sebagai ajang bagi mahasiswa untuk mempresentasikan berbagai hasil praktik lapangan, mulai dari ide hingga produk yang diharapkan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

“Kegiatan ini menampilkan ide, gagasan, dan produk yang telah dibuat mahasiswa selama praktik di lapangan agar program ini (dapat) berdampak langsung bagi masyarakat,” tambah Hamdan.

Salah satu kelompok dari konsentrasi pemberdayaan masyarakat yang diwakili Alifia Tarijul Haq melaksanakan Program Diseminasi Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga yang bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam mengelola limbah organik secara berkelanjutan.

“Kami bermitra dengan DPMD untuk menyelenggarakan program diseminasi pemanfaatan limbah rumah tangga di dua desa, yakni Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing, dan Desa Karangampel Kecamatan Baregbeg,” ujar Alifia.

Selama pelaksanaan program, Alifia mengungkapkan bahwa membangun kedekatan dengan ibu-ibu PKK menjadi tantangan tersendiri. Tim harus menyesuaikan jadwal program dengan aktivitas warga agar pelaksanaan berjalan efektif

“Tantangan utama yang kami hadapi adalah adaptasi dengan ibu-ibu PKK dan. solusinya memanfaatkan waktu luang untuk berinteraksi serta menyesuaikan jadwal dengan kesiapan warga,” tambah Alifia.

Kemudian, Pandu Jaya Laksono dari konsentrasi Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) So Muda Berdaya Nusantara (EMBUN) menjelaskan bahwa timnya fokus pada pelatihan keterampilan teknis sesuai karakter lembaga mitra, seperti pembuatan sushi.

“Program yang kami jalankan fokus pada pelatihan hard skill, seperti pembuatan sushi karena lembaga kami memang kursus ke Jepang.” jelas Pandu.

Selain itu, mereka juga menginisiasi pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan menghadirkan narasumber teknisi ahli. Untuk mengatasi kendala perbedaan budaya dan bahasa Jepang, tim melakukan riset mendalam serta mendapat bimbingan dari guru pamong di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).

“Selain pelatihan utama, kami juga menginisiasi pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan menghadirkan narasumber dari teknisi ahli. Untuk mengatasi kendala budaya dan bahasa Jepang, kami melalukan riset mendalam dan dibimbing langsung oleh guru pamong di LPK,” tambah Pandu.

Terakhir, Ahmad Gilman Matin dari konsentrasi Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjelaskan bahwa program kelompoknya fokus pada pembelajaran di kelas dengan pendekatan yang tepat, sekaligus mengembangkan metode jarak jauh untuk menjangkau warga belajar dengan keterbatasan waktu.

“Kami menekankan pembelajaran di kelas dengan strategi, metode, dan model belajar yang tepat. Kami juga telah membuat 36 RPP untuk paket B dan C, tiga modul ajar keterampilan serta 72 video pembelajaran yang sudah diunggah di YouTube.” tutup Gilman.

Reporter: Berinda dan Omah

Penulis: Anis dan Dista

Penyunting: Nafisatun Nikmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *