PENTINGNYA IKUT ORGANISASI, KARENA NILAI BUKAN MERUPAKAN SEGALANYA DALAM MENUNJANG KESUKSESAN

Segelincir mahasiswa beranggapan bahwa nilai adalah sesuatu yang mampu menunjang kesuksesan di masa depan. Sehingga tidak sedikit dari mereka yang terlena karena sebuah nilai, mereka menganggap nilai adalah segalanya. Mahasiswa yang demikian biasanya memiliki pribadi yang sangat tekun dalam belajar sehingga dapat memfokuskan dirinya untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Mereka berpendapat bahwa dengan tercapainya nilai yang memuaskan, berarti pintu gerbang kesuksesan telah terbuka lebar. 

Itu adalah sesuatu yang salah, karena bukan berarti mahasiswa yang tidak tekun dalam belajar selalu mendapatkan nilai yang kurang baik. Banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai memuaskan dengan cara membagi waktu belajarnya dengan berorganisasi, baik di dalam maupun di luar kampus. Perlu kita ketahui bahwa ada 2 tipe mahasiswa yang kita temui di kampus :

1. Mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang)

Mahasiswa tipe ini merupakan mahasiswa yang dalam kesehariannya dihabiskan untuk belajar, mengerjakan tugas dan bermain. Setelah kegiatan mereka di kampus selesai, mereka akan langsung meninggalkan kampus (pulang). Beberapa diantara dari mahasiswa tipe ini beranggapan bahwa belajar merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan, sehingga mereka memfokuskan diri untuk mendapatkan nilai yang terbaik.

2. Mahasiswa Kura-Kura (Kuliah Rapat-Kuliah Rapat)

Mahasiswa tipe ini tentu berbanding terbalik dengan Mahasiswa Kupu-Kupu. Waktu kesehariannya dihabiskan di kampus untuk kegiatan perkuliahan dan membagi waktu untuk berorganisasi. Mahasiswa tipe ini biasanya beranggapan bahwa belajar formal (hardskill) saja tidak mampu untuk meraih kesuksesan, artinya masih ada sesuatu yang kurang untuk proses meraih kesuksesannya, yaitu dalam bidang keorganisasian (softskill).

Pada dasarnya pemikiran mahasiswa tipe tersebut beranggapan bahwa ilmu organisasi merupakan bentuk pengabdian atau sebagai bekal mereka di masyarakat sebelum mereka benar-benar terjun ke masyarakat.

Sebagai kaum berpendidikan yang telah menyandang gelar sebagai mahasiswa, alangkah lebih baiknya apabila kita menjadi mahasiswa kura-kura dan mendapatkan nilai yang memuaskan, karena kita ketahui jika kita hanya memiliki nilai yang bagus saja tidak cukup untuk mengantarkan kita ke bangku kesuksesan. Hal ini dikarenakan kita tidak memiliki softskill untuk terjun di masyarakat, karena dengan kita belajar berorganisasi sama saja kita belajar untuk mempersiapkan diri kita di masyarakat.

Di dalam organisasi kita dapat menyampaikan pendapat, memberikan kritik, berbicara di depan banyak orang, dan bahkan memimpin banyak orang. Akan tetapi jika kita hanya memiliki kemampuan hardskill yang mengandalkan nilai saja, kita belum tentu akan sukses di masyarakat, karena kita ketahui banyak orang yang pintar akan tetapi terkalahkan oleh seorang yang biasa-biasa saja yang bergulat dalam organisasi.

Salah satu penyebab kekalahan orang pintar dengan orang biasa yang bergulat di organisasi diantaranya ada pada faktor “Public Speaking” yaitu penguasaan mereka berkomunikasi di depan umum. Orang yang hanya memiliki kepintaran dalam hardskill belum tentu mampu mempengaruhi masyarakat dan berbicara di muka umum, akan tetapi orang yang bergulat di organisasi sudah pasti mempunyai softskill dan mampu mempengaruhi masyarakat untuk berbicara di muka umum.

Kita kenal seorang Albert Ainsten, dia adalah orang yang tidak lulus pada saat menempuh studi formalnya akan tetapi dia dapat berbicara banyak dan membuktikan kepada dunia bahwa dirinya layak untuk di kenal masyarakat se-antero. Kita kenal pula Presiden negara kita yaitu Ir.Soekarno. Beliau merupakan orang yang tidak menonjolkan nilai yang telah dia dapatkan, akan tetapi beliau dapat menjadi orang hebat dan di segani oleh orang banyak karena penguasaan ilmu public speaking yang beliau miliki. Ir.Soekarno dapat mempengaruhi banyak orang melalui pidatonya yang menggugah masyarakat bangsa Indonesia pada saat itu.

Ilmu penguasaan untuk dapat berbicara di muka umum akan terlatih jika kita mengikuti sebuah organisasi, karena dengan organisasi kita akan mulai belajar berpendapat dan memecahkan sebuah masalah. Hal ini juga merupakan salah satu langkah kecil untuk memulai berbicara di depan umum sebelum berbicara di depan masyarakat atau menghadapi sesuatu yang besar.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa nilai bukanlah segalanya untuk meraih kesuksesan melainkan hanya sebagai kunci pembuka pintu kesuksesan. Sedangkan organisasi adalah objek seorang tersebut untuk membutuhkan kesuksesan tersebut, artinya organisasi dan nilai merupakan sebuah kepentingan yang harus dimiliki mahasiswa untuk meraih kesuksesannya. Nilai juga merupakan penunjang untuk pengetahuan seseorang, sedangkan organisasi sangat penting untuk mahasiswa sebagai kaum intelektual yang aktif dan kelak berguna di masyarakat. Masih enggan untuk berorganisasi? (Muzhaffar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *