Germecik News-Tasikmalaya (01/03) Komunitas Pemuda Literasi dan Aksi Tasikmalaya (Pelita) memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional pada 27 Februari 2022 yang dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya, dengan mengusung tema “Ngamumulè Basa Sunda Sangkan Nanjung tur Hirup Salawasna di Tatar Sunda.” Acara ini berkolaborsi dengan pengadaan perpustakaan keliling yang menjadi momentum juga pelestarian literasi budaya Sunda, sekaligus penyatuan forum-forum literasi agar terjalin hubungan baik untuk membantu satu sama lain.
“Persatuan di sini lebih ke kolaborasi, agar mendapatkan channel untuk membuat kegiatan. Sehingga, tidak menuntut kemungkinan kita bisa saling melengkapi,” ujar Muhamaad Wafa Ridwanulloh sebagai Ketua Pelita.

Kemudian, Irvan Mulyadie, S.IP., M.IP. sebagai Kasubbag Perpustakaan Kabupaten Tasikmalaya, memaparkan bahasa ibu sendiri sangat penting dalam penunjang komunikasi di lingkungan terdekat, salah satunya sebagai pengatur bagaimana kita berbicara dengan orang. Karena, bahasa ibu memiliki tingkatan yang digunakan dalam berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang yang lebih tua. Karena hal tersebut, bahasa ibu menjadi ciri khas dari sopan santun seseorang.
“Pentingnya bahasa ibu dilestarikan, karena bahasa ibu akan menjadi cara yang efektif untuk setiap individu di lingkungan terdekat. Ini juga sebagai momentum bagaimana kita berbahasa kembali setelah sekian lama bahasa kita dibombadir oleh bahasa medsos atau bahasa alay,” ujar Irvan.
Salah satu pelestarian bahasa ibu dapat dilakukan dengan cara literasi dan peran pemerintah juga harus turut andil, supaya bahasa ibu bisa terus lestari. Di Kabupaten Tasikmalaya, dukungan pemerintah yang diberikan sudah cukup tinggi, hanya saja kurang terekspos melalui media, sehingga membuat bantuan pemerintah Kabupaten Tasikmalaya ini menjadi luput dari masyarakat.
“Di Kabupaten Tasikmalaya, perhitungan dukungan pemerintah cukup tinggi, dengan dibuktikan telah didirikan 200 perpustakaan desa dari 39 kecamatan, mungkin tersisa 11 atau 12 kecamatan yang belum memiliki perpustakaan, ” pungkas Irvan.
Kemudian, Irvan juga berharap bahwa bahasa ibu tidak hilang atau bahkan ditinggalkan oleh generasi penerus dan literasi Bahasa Sunda tetap berlanjut dengan upaya perpustakaan desa, kemudian didukung oleh pemerintah dan berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan mahasiswa sebagai pengerak bangsa.

Partisipan yang hadir dalam acara ini lebih dari 50 orang yang terdiri dari 14 komunitas, di antaranya dari FTBM Kabupaten Tasikmalaya, Formasi MAN 2 Tasikmalaya, Rumah Baca Saung Galah, Forum OSIS kabupaten Tasikmalaya, Forum Anak Kabupaten Tasikmalaya, dan Forum Genre Kabupaten Tasikmalaya, dan sisanya forum-forum dari Kota Tasikmalaya. Acara ini didukung oleh dinas dari pengadaan perpustakaan keliling dan juga disponsori oleh MS. GLOW.
Reporter: Pasha Anisa Renovanti, Dila Prila Jayuna, dan Andra Muhamad Ramdan
Penulis: Abi Husni
Penyunting: Andini Primadani Putri dan Erin N. Hindayani