Gemercik News–Universitas Siliwangi (21/02). Universitas Siliwangi (Unsil) telah menggelar wisuda periode III tahun 2024/2025 pada kamis (20/02) di Gedung Mandala. Ali Nurdin sebagai wisudawan dari Pendidikan Matematika angkatan 2020, membagikan pengalamannya selama berkuliah, yang dilaksanakan secara daring dari awal masuk hingga semester empat. Saat perkuliahan mulai dilaksakan secara luring, Ali memilih untuk mengikuti program Kampus Mengajar.
“Awal perkuliahan secara online sampai semester empat. Setelah itu, saya ikut program Kampus Mengajar karena kan saya FKIP ya, terus saya mengikuti perkuliahan secara biasanya, sampai di skripsi semester tujuh,” tutur Ali kepada Gemercik Media pada Kamis (20/02/2025).
Sementara itu, Armiati Trijayanti, wisudawan dari Pendidikan Masyarakat angkatan 2020, mengatakan hanya tersisa dua tahun untuk saling mengenal dan berinteraksi dengan teman perkuliahan akibat pembelajaran daring selama pandemi Covid-19.
“Karena awal masuk kita covid, ya. Jadi, hanya tersisa dua tahun untuk saling kenal dan berinteraksi, ya,” tutur Armiati.
Armiati juga mengatakan sempat ingin menyerah pada saat semester dua karena berpikir salah jurusan dan merasa kesulitan dalam memahami mata kuliah. Selain itu, awal perkuliahan secara daring menimbulkan efek jenuh, tetapi Armiati berusaha untuk tetap bertahan hingga akhirnya menyelesaikan studinya.
“Pernah pengen nyerah di semester dua, sempat pengen pindah jurusan, dan sempat berpikir ini jurusan yang saya pilih bukan ya karena pertama ga ngerti, terus jenuh juga karena online, tapi di nyaman-nyamannin dan alhamdulillah sampai wisuda,” jelasnya.
Hal serupa disampaikan oleh Pipi Alpia Noor, wisudawan dari Agroteknologi angkatan 2020 yang sempat ingin berhenti kuliah saat semester lima karena padatnya jadwal akademik yang membuatnya merasa kelelahan.
“Sempat ingin berhenti pas semester lima karena pada saar itu full banget, tapi inget gimana perjuangan dan harapan orang tua itu jadi motivasi sih,” ujar Pipi.
Pipi juga mengungkapkan bahwa kesulitan dalam pengerjaan skripsi adalah manajemen waktu, terutama menyeimbangkan antara kegiatan akademik dengan organisasi yang diikutinya, serta menjaga mood yang bagus agar tetap fokus dalam pengerjaan skripsi.
“Kesulitannya ada di cara mengatur waktu atau management waktunya, tapi ya dinikmati. Ngolah mood juga harus bener-bener biar bisa fokus pas ngerjain skripsinya,” sambung Pipi.
Ali juga menambahkan bahwa tantangan terbesarnya adalah melawan rasa malas, menunda-nunda daalam mengerjakan skripsi, serta kesulitan dalam mengatur jadwal bimbingan dengan dosen
“Tantangannya ya rasa malas dari diri sendiri karena merasa kayak, oh nanti aja, selalu ditunda-tunda tepatnya pas ngerjain skripsi, terus kayak ngatur waktu ketemu dosen,” tambah Ali.
Terakhir, Ali Nurdin menyampaikan harapannya agar ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat bagi dirinya, lingkungan, keluarga, serta bangsa dan negara. Ali juga berpesan kepada mahasiswa yang masih berjuang agar tetap mengingat seberapa jauh perjalanan yang telah dilalui dan tidak menyia-nyiakan usaha yang sudah dilakukan.
“Harapannya, semoga yang saya pelajari di sini bisa bermanfaat buat saya khususnya, keluarga saya, lingkungan, juga bangsa dan negara. Pesannya coba inget seberapa banyak yang sudah dilalui dan korbankan, harus ingat kalo pekerjaan yang kamu lakukan itu tidak ada yang sia-sia,” pungkas Ali.
Reporter: Pina Padilah, Berinda Cesilla Azwar dan Dhanti Trioktaviani
Penulis: Annisa Dwi Febrilana
Penyunting: Raisa Fadilah Ramadani