Gemercik News-Universitas Siliwangi (10/08). Ketua Pelaksana Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi (OMBUS) 2024, Akmal Hermawan, saat diwawancara pada Rabu (7/8) mengungkapkan bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) baru dilantik bulan Juni. Sehingga baru bisa melakukan persiapan OMBUS pada pertengahan Juni dengan waktu kurang dari 2 bulan.
“Karena BEM Unsil itu baru dilantik bulan Juni, sehingga kami melakukan persiapan itu mulai dari pertengahan Juni. Kami mulai melakukan persiapan itu mulai dari Open Recruitment (Oprec) dan lain-lainnya. Minggu terakhir Juni kita baru melaksanakan rapat perdana sampai ke rapat-rapat akhir. Kalo dihitung-hitung 2 bulan juga kurang,” ucap Akmal ketika ditemui Gemercik pada hari rabu (7/8).
Akmal mengungkapkan bahwa untuk Open Recruitment kepanitiaan Ombus tahun ini, mendapatkan respon antusias yang cukup banyak dari mahasiswa, tetapi setelah mengetahui pelaksanaan Ombus di Kampus 2, mereka menjadi kurang tertarik. Hal tersebut, disebabkan jarak Kampus 2 yang cukup jauh.
“Untuk open recruitment itu sendiri sangat antusias, Akan tetapi, karena beredarnya Ombus di Kampus 2 mereka menjadi kurang minat. Karena pertama, kondisi di Kampus 2 yang sangat jauh dan minim kendaraan. Sehingga, kurangnya peminat untuk daftar di Ombus ini,” jelas Akmal.
Menurut Akmal, tantangan yang dihadapi dalam proses perencanaan Ombus ini yakni berbeda pendapat dengan pihak lembaga khususnya perihal vendor. Kemudian, data maba yang diberikan sangat lambat.
“Tantangan yang dihadapi itu, yang pertama kita berbeda pendapat dengan lembaga dalam pemilihan vendor. Karena, dari pihak lembaga juga sangat kurang dalam pemilihannya. Jadi, kita perlu mem-follow up. Kemudian, data maba juga sangat lambat sekali, padahal sudah lama meminta dan turunnya itu sangat lama banget,” ujar Akmal.
Kemudian, Ahmad Riza Hidayat sebagai Ketua BEM Unsil mengungkapkan bahwa hambatan dalam persiapan Ombus ini masih ada banyak hal yang kurang. Namun, hal-hal tersebut sebenarnya bukan hal yang wajar. Ada beberapa hambatan yang di luar perkiraan mereka.
“Hal-hal yang kiranya kurang itu bukan hal yang wajar, tapi sebenarnya sudah diperhitungkan dengan baik. Namun, ada beberapa hambatan yang di luar dugaan kami,” ungkap Riza.
Sementara itu, Akmal menjelaskan bahwa keterlambatan pembagian kelompok maba yang baru diberitahukan H-1 Gladi, disebabkan oleh data yang baru diberikan oleh lembaga pada pukul 10 malam dan belum di-floating gendernya.
“Datanya keluar jam 10 malam dan juga kita belum me-floating gendernya. Akan tetapi, kita sudah meminta data ke lembaga itu sudah dengan gendernya, tetapi yang diberikan tidak dengan gendernya. Sehingga kita dalam 1 jam, bersama 4 orang me-filter gender. Ada 85 persen sesuai dengan jenis kelamin yang kita prediksi dan 20 persenan gendernya ada yang tertukar,” jelas Akmal.
Terakhir, Riza berharap dari adanya Ombus tahun ini, yakni adanya penanaman karakter ke-Siliwangian, mahasiswa baru dapat beradaptasi dengan teknologi, dan tumbuhnya nilai kritis.
Reporter: Elsa Sapitri dan Nazwa Kanaya
Penulis : Elsa Sapitri
Penyunting: Tiara Meidiani Putri