Gemercik News-Universitas Siliwangi (05/08). Pedagang kaki lima (PKL) kembali padati trotoar jalan Universitas Siliwangi sejak Jumat (04/08) pukul dua dini hari. Sebagian pedagang merupakan ibu yang memiliki balita dan terpaksa membawa anaknya untuk ikut berjualan di kampus.
“Iya, ini bawa bayi, anak juga yang dibawa tidur di pinggir jalan, di emperan pakai kardus. Kalau jualan rame, ada buat makan di sini, buat ngirimin uang sekolah anak di Bandung,” ungkap Sela pedagang yang membawa bayi.
Nia, salah seorang PKL menuturkan mereka berjualan bermodal harapan. Walaupun pendapatan tidak menentu dan tergantung pembeli, terkadang mereka tidak mendapat uang karena sepinya pembeli. Namun, terdapat uang yang harus disetorkan kepada orang lain yang membawa mereka ke tempat berjualan. Kendala terbesar adalah tidak ada tempat tidur untuk anak sehingga terpaksa menidurkan anak di trotoar jalan hingga emperan toko.
Para PKL musiman merupakan satu kelompok yang sengaja berjualan keliling di daerah sekitar Jawa Barat untuk berjualan perlengkapan ospek dari satu kampus ke kampus lainnya. Peralatan yang dijual meliputi pita, tali kur, sabuk, kaus kaki, karton, name tag, hingga kardus.
“Biasanya habis dari Unsil ke Karawang, ke Ciamis, ke Galuh, terakhir di Padjajaran Jatinangor, mengejar semua kampus yang ada kegiatan ospek sampai ke Kuningan juga,” ungkap Encang salah seorang PKL.
Hilma, mahasiswa Pendidikan Masyarakat angkatan 2023, salah seorang pembeli mengakui PKL yang berjualan di emperan sangat membantu mahasiswa karena dekat dengan kampus. Walaupun harga yang ditawarkan mahal, tetapi masih worth it dan harus diapresiasi perjuangan para PKL yang datang dari jauh.
“Memudahkan mahasiswa, membuat mahasiswa tidak perlu berjauh-jauh untuk membeli perlengkapan OMBUS,” ungkap Almira, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2023.
Namun, tak jarang para PKL juga mendapat stigma negatif karena dianggap penyebab macet yang menyebabkan terhambatnya lalu lintas. Ninda, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2023 menuturkan bahwa para PKL menutupi trotoar jalan sehingga menimbulkan kemacetan.
Sementara itu, menurut Kyra, mahasiswa Kesehatan Masyarakat angkatan 2023, sebaiknya PKL menggunakan stand untuk berjualan agar tidak menghalangi para penyeberang.
“Kayaknya lebih bagus pakai stand gitu dan jangan benar-benar di depannya banget yang menghalangi jalan yang menyebabkan para penyeberang kesulitan,” ungkap Kyra.
Reporter dan Penulis: John Kristian Pasaribu
Penyunting: Verra Neisya Septiani