Pola Makan Gizi Seimbang Penentu Masa Depan Bangsa

WhatsApp Image 2021 03 24 At 19.30.50

Oleh: Annis Uswatun

Indonesia masih menjadi negara yang berjuang untuk memerangi masalah kesehatan, terutama terkait dengan masalah gizi. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki empat masalah gizi utama yang meliputi defisiensi zat besi, kurangnya energi protein, kurangnya konsumsi yodium dan vitamin A, serta obesitas. Selain itu, terdapat juga stunting yang menjadi sorotan nasional sebagai akibat dari kurangnya energi protein. Masalah tersebut terjadi akibat dari asupan gizi seseorang yang tidak adekuat, juga pola konsumsi masyarakat turut mempengaruhi kualitas kesehatan seseorang, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Di zaman yang sudah serba mengandalkan teknologi, kebutuhan akan hidup manusia menjadi lebih mudah, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan sehari-hari. Bila dilihat dari pola konsumsi masyarakat, terutama pada generasi milenial, pemilihan makanan bukan lagi berdasarkan atas apa yang dibutuhkan, tetapi lebih kepada apa yang diinginkan tanpa memperhatikan zat gizi (nutrient) yang ada pada makanan tersebut. Seperti halnya, mayoritas masyarakat lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) untuk memenuhi asupan gizi hariannya. Kesibukan aktivitas sehari-hari dan ketidakmampuan membuat makanan sehat menjadikan makanan cepat saji ini menjadi pilihan makanan untuk dikonsumsi, ditambah rasanya yang lezat dan juga praktis semakin menambah daya tarik seseorang untuk mengonsumsi makanan cepat saji.

Dalam makanan cepat saji terdapat kandungan karbohidrat, gula, garam, dan juga lemak yang cukup tinggi. Apabila makanan tersebut dikonsumsi secara berlebihan, tentu dapat meningkatkan risiko penyakit seperti kolestrol, obesitas, dan hipertensi. Untuk mencegah risiko peningkatan penyakit tersebut, kita harus memahami mengenai konsep dari pedoman gizi seimbang (PGS) yang digagas oleh pemerintah. Konsep ini sebenarnya merupakan penyempurnaan dari konsep 4 sehat 5 sempurna yang diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poorwo Soedarmo, pada tahun 1952.

Terdapat 10 pilar Pedoman Gizi Seimbang (PGS):

  1. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
  2. Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan berlemak
  3. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal
  4. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
  5. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
  6. Biasakan sarapan pagi
  7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
  8. Banyak makan buah dan sayur
  9. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
  10. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan

Melihat beberapa poin PGS, terdapat poin-poin yang sebenarnya sudah sangat familiar di masyarakat dan merupakan hal-hal mendasar yang sudah diketahui sejak masih kanak-kanak. Namun, yang menjadi masalah bukan ketidakmampuan masyarakat dalam menjalankan poin-poin tersebut, tetapi masyarakat belum membiasakan diri untuk melakukan itu semua sebagai bagian dari pemenuhan asupan gizinya. Perlu adanya perubahan, baik pola perilaku kesehatan, maupun pola konsumsi makanan yang nantinya dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang di masa yang akan datang.

Di masa yang akan datang, Indonesia memerlukan generasi yang dapat membawa bangsa ini ke arah dan tujuan yang lebih baik lagi. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi yaitu terkait dengan kualitas dan kuantitas Sumber daya Manusianya. Berdasarkan data statistik No. 07/01/th. XXIV, Indonesia memiliki penduduk 270,20 juta jiwa per September 2020, yang mana persentase tertinggi terdapat pada generasi Z (lahir tahun 1997 – 2012) yaitu 27,94 % dan generasi milenial (lahir tahun 1981 – 1996) yaitu sekitar 25,87%. Hal tersebut menunjukkan bahwa nantinya generasi Z dan generasi milenial ini akan menjadi tombak perubahan negara Indonesia pada masa yang akan datang.

Kuantitas saja tidak cukup untuk membawa perubahan bagi suatu negara, diperlukan masyarakat yang berkualitas untuk memastikan tercapainya suatu tujuan negara dan pendidikan seseorang memang menentukan kualitas kecerdasan. Tetapi ada hal yang lebih esensial terkait dengan kualitas seseorang, yaitu jika di lihat dari aspek asupan gizi yang dikonsumsi. Asupan gizi yang dikonsumsi seseorang dapat memyokong pembangunan bangsa dan seseorang yang mengalami masalah gizi pada saat muda akan berdampak terhadap kualitas kehidupannya di masa depan. Masalah yang ditimbulkan dari kekurangan gizi akan berdampak terhadap pertumbuhan, baik fisik maupun kognitif yang tentu akan mengakibatkan kegagalan pendidikan juga akan berdampak terhadap tingkat produktivitasnya. Semakin rendah tingkat produktivitas seseorang, maka akan semakin banyak pula orang yang pengangguran dan akan berdampak pula terhadap peningkatan kemiskinan di Indonesia.

Dari permasalahan tersebut, kegagalan seseorang dalam memperoleh asupan gizi yang baik bukan hanya berdampak terhadap kesehatan seorang individu saja. Melainkan sektor lainnya seperti ekonomi dan pendidikan pun akan ikut terdampak. Siklus kehidupan yang berawal dari masalah gizi akan terus bertahan, bahkan dapat bertambah parah apabila tidak diatasi dengan baik. Perlu adanya upaya dan kerjasama, baik dari pemerintah maupun masyarakat dalam menangani permasalahan terkait gizi. Pemerintah dapat meningkatkan layanan kesehatan serta mengupayakan meratanya aksesibilitas pangan di seluruh wilayah Indonesia.

Intervensi terkait pengetahuan gizi terutama pola makan seimbang juga perlu digencarkan oleh pemerintah sebagai upaya kegiatan promotive. Dengan begitu, masyarakat pun akan memiliki kebiasaan yang dapat menunjang perilaku kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan baru tidak dapat langsung terbentuk tanpa adanya pembiasaan dini. Maka dari itu, perlunya mengenalkan pola makan gizi seimbang kepada anak-anak sejak dini, menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan sehat.

Pola makan gizi seimbang perlu digencarkan lagi kepada masyarakat, agar mereka lebih peduli terhadap asupan gizi yang dikonsumsi. Meskipun tidak sepopuler konsep dari 4 sehat 5 sempurna, tetapi konsep pola makan gizi seimbang merupakan penyempurnaan dari konsep yang sudah ada sebelumnya. Kepedulian kita terhadap pola makan merupakan salah satu bentuk investasi terhadap bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Negara yang maju adalah negara yang sumber daya manusianya berkualitas. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut yaitu melalui asupan makanan yang adekuat.  Makanan yang kita konsumsi sehari-hari menentukan kesehatan kita di masa yang akan datang. Sesuai dengan ungkapan “you are what you eat,” kita sendiri yang menentukan apa yang kita makan dan seperti apa dampaknya di masa yang akan datang. Apakah ingin berkontribusi untuk masa depan bangsa atau tidak, semuanya ada di tangan kita dan kita pula yang menentukan pilihannya.

Penyunting: Sri Nanda Nurzakiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *