Cuaca panas hari itu, tepatnya pukul setengah satu siang tak menyurutkan langkah kami untuk mengunjungi salah satu objek wisata alam di Tasikmalaya yang sedang dilakukan pembaharuan. Tak jauh dari pusat Kota Tasikmalaya, sekitar tujuh belas menit perjalanan menggunakan motor yang diarahkan oleh Google Maps akan sampai di objek wisata Situ Gede. Jalan menuju Situ Gede tidak terlalu sulit, dengan melalui jalan provinsi dan jalan perumahan objek wisata itu dapat dituju. Tepatnya letak objek wisata itu terletak di Jl. Situ Gede, Kecamatan Mangkubumi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sesampainya di pintu masuk wisata, motor akan diberhentikan oleh dua orang laki-laki yang merupakan petugas tiket, lalu dikenakan tarif masuk Rp5.000,00 per orang. Sayangnya, tidak ada bukti transaksi resmi yang diberikan oleh petugas penjaga. Saat masuk objek wisata Situ Gede, hal pertama yang dipikirkan adalah mencari tempat parkir. Petunjuk arah untuk memakirkan kendaraan masih belum terarahkan dengan baik. Berbekal arahan dari petugas tiket, kami sebagai wisatawan masih bingung untuk memarkirkan kendaraan.

Saat memasuki wisata Situ Gede, wisata ini menyuguhkan pemandangan yang cukup menyegarkan mata dan pikiran, melihat situ yang membentang luas dan dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun, terutama pohon kersen yang banyak ditanam di pinggir jalan Situ Gede. Terlihat di pinggir situ dekat pintu masuk banyak tukang berlalu-lalang dan bekerja. Setelah diselidiki ternyata mereka sedang melakukan pembangunan di pinggir situ yang merupakan program dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dari rencana perbaikan Situ Gede yang disampaikan Irpan Agustian selaku Set Manager, perbaikan ini dibagi menjadi beberapa tahap. Saat ini sedang dilakukan perbaikan tahap pertama, yaitu dengan memperbaiki tanggul-tanggul yang telah rusak dan perbaikan kios-kios di sepanjang pinggiran Situ Gede dekat dengan pintu masuk utama wisata Situ Gede.
Mendengar pernyataan tersebut membuat kami semakin penasaran, akan dijadikan seperti apa wisata Situ Gede ke depannya. Kami terus mengulik informasi dari Irpan terkait pembangunan di Situ Gede.
“Nanti kan ada dua lantai, untuk lantai pertama itu untuk dapur-dapur, sedangkan ada koridor untuk akses masuk ke atas, di atas untuk lesehan semua. Ini dari sebelumnya itu kan dari tempat makan sama warung kan terpisah, nah kalo sekarang ini dari warung jadi satu untuk makan.” jelas Irpan
Menurut informasi, pembangun di situ gede ini terbagi menjadi beberapa tahapan, pembangunan tahap pertama akan dilakukan hingga 24 Desember 2022. Pembangunan tahap pertama ini lebih mengoptimalkan tata ruang di wisata situ gede. Jumlah pekerja pada tahapan pertama ini sebanyak tiga puluh orang dengan dana 6,3 milyar.
“Itu di depan kan ada pohon-pohon itu kita tidak tebang, dibiarkan supaya lingkungannya tetap rindang. Nah untuk parkir nanti di sebelah bawah ini, kemarin kan belum ada. Nah untuk penataan yang nanti ini parkir tetap di bawah untuk yang atas ini untuk wisata,” ujar Irpan.
Setelah bertanya-tanya, kami memutuskan untuk berjalan-jalan kembali di dekat situ. Terlihat sebuah tempat tertulis SAPTA PESONA, tempat yang dipenuhi pepohonan dan terdapat lahan lapang yang terkadang dipakai untuk acara sekolahan. Tempat tersebut bisa menjadi pilihan untuk beristirahat, berteduh, dan menghirup udara segar. Terdapat bangunan tua yang terlihat tidak lagi ada yang mengunjunginya.
Setelah lelah berjalan, kami memutuskan untuk kembali ke motor dan melanjutkan melihat sekeliling situ karena terdapat jalan kecil. Sepanjang jalan terdapat banyak warung, seperti warung kopi dan warung makan yang menunya didominasi oleh olahan ikan. Lalu, di sini juga terdapat tempat untuk menyewa perahu. Namun sayangnya ketika berjalan, jalan yang dilewati cukup rusak.
Kami memutuskan untuk berheti di satu warung yang menjual bakso ikan tusuk, untuk membelinya sekaligus memutuskan untuk duduk di warung tersebut. Sambil menyantap bakso ikan yang dibeli, sambil menikmati juga pemandangan situ yang cukup indah, dengan banyaknya tanaman genjer yang mengapung di permukaan air situ. Di tengah situ tersebut terdapat pulau kecil yang bertuliskan SITU GEDE INDAH dan PRABUDILAYA. Menurut pemilik warung, Prabudilaya tersebut adalah sebuah makam keramat.
Sesaat setelah menikmati bakso ikan tusuk, terlihat beberapa wisatawan menaiki perahu untuk mengitari Situ Gede tersebut. karena penasaran berapa lama perahu itu mengitari Situ Gede, kami memutuskan untuk menghitungnya menggunakan stopwatch. Kebetulan ada perahu yang baru berangkat, setelah di hitung dari titik awal perahu tersebut memakan waktu 15 menit untuk kembali lagi ke titik awal. Untuk tarif sewa perahu berkisar antara Rp10.000,00-Rp15.000,00 tergantung penumpang yang ingin naik perahu, jika banyak akan ditarif Rp10.000,00 namun jika penumpang hanya sedikit untuk sewa perahu ditarif sebesar Rp15.000,00.
Reporter dan penulis: Hesti Cahyani dan Dedeh Sukmawati
Penyunting: Siti Nurul Hanapiah