Gemercik News-Tasikmalaya (20/01). Sempat beredar isu dikalangan masyarakat terkait rumah sakit yang diduga melakukan manipulasi data pasien COVID-19, yang bertujuan untuk meraup keuntungan semata. Wakil direktur pelayanan Rumah Sakit dr. Soekardjo Tasikmalaya, dr. H. Budi Trimadi, dengan itu angkat bicara.
Menurutnya, isu tersebut tidak benar adanya. Beliau pun menjelaskan bahwa pihaknya selalu memberikan pelayanan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan.
“Memang kan dengan kondisi pemeriksaan diagnosis PCR (Polymerase Chain Reaction) yang terbatas. Jadi, di awal itu kan sesuai dengan pedoman, kita hanya bisa bertolak pada gejala dan pemeriksaan rontgen di awal. Memang belum pemeriksaan pasti kan yah, yang pasti mah tetap dari pemeriksaan PCR,” tutur dr. Budi.
Karena lamanya hasil pemeriksaan dari tes PCR ini, maka pasien harus ditempatkan di ruang isolasi. Jika hasil pemeriksaan tes PCR ini muncul pada beberapa hari setelah dilakukan isolasi, kemudian menunjukkan hasil positif terkena virus COVID-19, maka pasien tersebut akan diteruskan di ruang isolasi. Sebaliknya, ketika hasil PCR-nya negatif, pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan lain.
“Kalau hasil PCR-nya negatif, negatifnya harus dua kali yah. Jadi, kalau dengan suspek, porbable, hasil pemeriksaannya harus diulang 1×24 jam. Kalau sudah 2 kali negatif memang dapat dipastikan bahwa penyakitnya memang bukan covid, ” jelas dr. H. Budi Trimadi.
Namun, beliau pun menegaskan bahwa isu yang beredar tersebut tidak mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit. Menurutnya, masyarakat tidak usah memikirkan isu-isu yang tidak penting.
“Tidak, toh masyarakat tetap datang ke sini ada yang secara pribadi dia datang, ada juga yang dirujuk oleh dinas kesehatan, dan ada juga dari rumah sakit swasta. Saya pikir masyarakat sudah dewasa toh rumah sakit juga melakukan pelayanan sesuai (dengan) pedoman yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan,” ujarnya.
“Jauh lebih penting adalah bagaimana masyarakat bisa patuh menjalankan protokol kesehatan itu sebenarnya. Dengan kondisi lonjakan kasus yang tinggi sebenarnya, itu tanggung jawab kita bersama. Bagaimana kita bisa patuh menjalankan protokol kesehatan, menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan itu saja.” Tutupnya.
Reporter: Anisatw
Penulis: Anisatw
Penyunting: Rini Trisa