Gemercik News-Tasikmalaya (29/8). Protokol kesehatan selama Wisuda Periode II Tahun Akademik 2019/2020 ini diterapkan dengan sangat ketat. Meski sempat kelabakan pada Jumat (28/8/2020) saat proses pulang, tetapi dapat teratasi dengan baik sehingga tidak ada kendala yang berarti untuk proses wisuda selanjutnya.

“Kemarin ada sedikit kasus pada saat pulang, maka pimpinan dari unit dipanggil oleh Pak Rektor (untuk) diberi pengarahan (dan) penjelasan bahwa (wisuda) ini bukan gamling. Sama sekali bukan gamling, tapi by design,” tutur Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, M.Kes., selaku Ketua Pusat Komunikasi, Informasi dan Edukasi (PKIE) COVID-19 Universitas Siliwangi.
Awalnya, personil yang ditugaskan oleh gugus tugas yaitu sebanyak 32 personil. Namun, ketika hari kedua pelaksanaan wisuda secara luring, gugus tugas menambah personil sebanyak 24 orang, sehingga total personil yang ditugaskan sebanyak 56 orang.
Selain itu juga ditambah dengan 40 personil dari pihak Ormawa Unsil. Penambahan personil ini bertujuan untuk lebih menertibkan dan mengamankan wilayah dalam dan luar Unsil.
“Khusus di Tasik sendiri, effect dari terjadinya wisuda di Unsil itu sekarang ada dua perguruan tinggi swasta di Tasik yang mengajukan wisuda offline seperti Unsil. Tapi, dari pihak gugus tugas masih mempelajari karena mereka ingin keseriusan perguruan tinggi mereka (bisa) persis yang dilakukan Unsil,” ujar Asep.
Wisuda Periode II Tahun Akademik 2019/2020 sesi 2 ini ditujukan untuk wisudawan/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Siliwangi. Sebanyak 248 mahasiswa mengikuti wisuda pada Sabtu (29/8/2020) tadi.
Lulusan terbaik dan tercepat program Diploma III diraih oleh Widya Yuniarti dari Jurusan Perbankan dan Keuangan, dengan IPK 3,98 dan masa studi 2 tahun 7 bulan 9 hari. Dari program Sarjana diraih oleh Hesti Yustiani dari Jurusan Manajemen, dengan IPK 3,99. Dari program Magister diraih oleh Dede Heryadi dari Jurusan Manajemen, dengan IPK 4.
Dua hari sebelum wisuda secara luring, para peserta telah melakukan rapid test dan swab test. Dengan ketentuan, minimal rapid test bagi peserta yang berada di luar kota bukan zona merah, dan swab test bagi peserta dari zona merah. Adanya keputusan ini mengakibatkan sebagian mahasiswa membatalkan mendaftar wisuda secara luring dan lebih memilih wisuda secara daring.
“Untuk perpindahan atau mobilitas perlu ada surat bebas COVID berupa hasil swab atau hasil rapid tergantung zonanya. Kita jangan lengah, kata-kata new normal itu jangan dilihat ‘normal’-nya doang, tapi ada kata ‘new‘-nya. ‘Kebiasaan’, tuh, jangan dilihat ‘kebiasaan’ sehari-hari doang, tapi ada ‘adaptasi’-nya. Nah, itu yang harus kita waspadai,” jelas Asep.
Reporter: Anisa T.W. dan Ades
Penulis: Eva
Penyunting: Ana