Oleh : Muslimatul Hajar
Wabah virus corona dengan nama COVID-19 telah membuat kita sadar betapa kehidupan sebelum munculnya wabah ini sangat menyenangkan. Seringkali kita semua abai dengan fakta bahwa kehidupan normal sudah sangat benar. Bekerja di tempat kerja, belajar di sekolah, beribadah di tempat ibadah, semua berjalan normal sebagaimana mestinya. Namun, dengan kondisi pandemi yang tengah merebak saat ini melahirkan kebijakan-kebijakan baru dari pemerintah berupa bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Kebijakan itu seolah-olah merampas kehidupan normal yang selama ini tanpa sadar kita abaikan nikmatnya. Selain itu, kebijakan lain seperti social distancing yang saat ini sudah berubah menjadi psychical distancing semakin membatasi ruang gerak kita semua.
Bahkan, baru-baru ini muncul kebijakan baru berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibeberapa wilayah, benar-benar membuat kita seakan ‘dikurung’. Namun, kita tidak bisa menyalahkan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tersebut, karena semua kebijakan yang telah dibuat pastilah matang dengan tujuan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia. Selain kebijakan yang telah disebutkan, para ahli di seluruh dunia pun tengah berlomba melakukan berbagai penelitian terkait COVID-19, baik berupa vaksin maupun lainnya. Keadaan ini juga mendorong para industri teknologi seluruh dunia untuk terus-menerus menciptakan penemuan mutakhir, baik itu untuk keperluan medis maupun pendidikan. Negara maju berlomba-lomba menciptakan vaksin maupun teknologi mutakhir yang dapat mengakhiri wabah ini, kemudian menjualnya ke negara lain dengan harga tinggi. Robot-robot cerdas semakin bermunculan, serta perangkat lunak terus diperbaharui.
Saat ini mungkin hal-hal tersebut membantu dunia menjaga keseimbangannya di tengah pandemi ini, tetapi dikhawatirkan setelah pandemi ini usai, manusia menjadi lalai akibat ketergantungan dengan robot-robot cerdas itu. Namun, kembali lagi, tulisan ini hanyalah opini penulis. Kita akan mengetahui dengan jelas seperti apa keadaan dunia seusai wabah corona berakhir, saat corona benar-benar telah usai. Pertanyaannya, kapan wabah ini akan berakhir? Esok hari? Ataukah esok lusa?
Menelisik dari beberapa penelitian yang telah dilakukan para ahli, akhir dari pandemi ini diperkirakan jatuh pada akhir Mei atau awal Juni mendatang. Meskipun baru perkiraan, sudah banyak rencana yang aku susun setelah wabah ini berakhir. Banyak sekali, jika pemerintah telah mengumumkan secara resmi terkait berakhirnya wabah ini, aku akan dengan senang hati merealisasikan semua rencana yang sudah tertulis rapi di papan to do list-ku. Mulai dari pergi ke mall yang ada di kota-ku, mengunjungi bioskopnya untuk menonton film layar lebar adaptasi dari novel favoritku yang kebetulan memiliki jadwal tayang di pertengahan tahun ini. Dilanjutkan dengan mengunjungi toko buku, berburu novel juga buku-buku menarik lainnya. Nge-trip bersama sepupu-sepupuku, mengelilingi kota bersama sahabat-sabahatku dengan kendaraan umum.
Sebelumnya, perjalanan dengan menaiki KRL, MRT, kopaja, bajaj, dan bus kota terasa sangat membosankan. Namun. sekarang naik kendaraan umum menjadi hal yang ingin aku lakukan. Bersama mereka aku ingin kembali mengunjungi Perpustakaan Nasional RI, Museum Bank Indonesia, Dunia Fantasi, Galeri Nasional, dan tempat lain yang biasa kami kunjungi. Aku tidak pernah menyangka akan menulis ini, tapi aku juga ingin kembali mengunjungi Kota Tua dan Monumen Nasional. Sebelumnya, kedua tempat itu sangat tidak nyaman bagiku, sebab terik matahari begitu menyengat dan terlalu banyak orang di sana. Ntahlah… aku hanya ingin kembali ‘berkeliaran’ di kota ini. Aku merindukan kota ini,
Seakan-akan to do list di atas menjadi ajang balas dendam setelah selama kurang lebih tiga bulan belakangan ini #dirumahaja. Rasanya ingin cepat-cepat bisa hang out bersama sahabat. Bertemu mereka tanpa merasa curiga salah seorang dari mereka adalah carrier, memeluk tanpa khawatir tertular virus. Lebih dari itu, berkumpul tanpa khawatir dibubarkan oleh petugas gabungan yang selalu patroli di daerah kami. Sebelum adanya wabah ini, setiap kali ada kesempatan kami selalu hang out mengunjungi tempat-tempat menarik. Mendatangi banyak tempat baru, mengamati sekeliling, sebebas yang kami mau tanpa ada himbauan apapun. Kami merindukan semua moment itu. Namun, hal yang paling kami rindukan lebih dari semua itu adalah moment di mana kami sekadar berkumpul, berbincang hal-hal kecil… berbagi cerita. Kalian pun pasti merindukan hal serupa, bukan? Berkelana… mengenal dunia lebih dekat lagi. Walau bukan bersama sahabat, setidaknya bersama seorang teman.
Jika aku sudah merealisasikan semua rencana sesuai corona, selesai melepas rindu dengan kota-ku, maka hal selanjutnya yang ingin kulakukan adalah kembali pada rutinitas sebelum adanya wabah corona. Kembali merantau ke kota orang untuk menjalankan rutinitas menjadi seorang mahasiswi sebagaimana mestinya. Menyusun kembali apa saja yang harus dilakukan dan target apa yang harus dicapai. Kembali bertemu teman sekelas, bertemu teman himpunan mahasiswa untuk menyusun kembali strategi menjalankan program kerja yang tertunda, serta bertemu teman UKM untuk melanjutkan program kerja yang juga tertunda akibat wabah corona. Untuk saat ini, yang bisa aku, kamu, kita semua lakukan hanyalah mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah agar upaya pemutusan mata rantai penyebaran virus COVID-19 berhasil. Yah, meskipun berjumpa sabahat juga teman hanya lewat layar gadget rasanya sangat tidak nyaman, tetapi semakin kita bisa menahan diri, semakin cepat wabah ini berakhir.
Jadi, itulah hal-hal yang ingin aku lakukan sesuai berakhirnya wabah ini. Bagaimana denganmu? Apa rencanamu sesuai berakhirnya wabah COVID-19?
Penyunting: Rini Trisa