Sisingaan Bentuk Upaya Melestarikan Budaya Sunda dalam Acara Pangjajap

Gemercik News-Tasikmalaya (27/07). Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi melaksanakan acara Pangjajap Wisuda pada hari Sabtu (27), yakni acara jajapan dengan mengusung budaya sunda yang rutin dilakukan dalam rangka upacara jajapan dan penjemputan wisudawan/wisudawati. Acara jajapan dengan adat sunda khususnya sisingaan ini merupakan cir khas dari pangjajap Fakultas Perrtanian. Tema yang diangkat dalam wisuda kali ini ialah “Melangkah Pasti Membentuk Insan Masa Depan Berlandasan Iman dan Taqwa”, dengan harapan tidak ragu dan melangkah pasti menuju fase selanjutnya, serta menjadi insan bermanfaat di masa depan.

Seluruh warga Fakultas Pertanian turut meramaikan acara pangjajap tersebut. Acara ini dikhususkan untuk wisudawan dan wisudawati Fakultas Pertanian yang berjumlah 25 orang. Tidak hanya angkatan 18 saja yang menjadi perserta sekaligus panitia dalam acara ini, melainkan dari angkatan 17,16,15 dan Ormawa juga turut berpatisipasi. Adapun rangkaian acara pada pangajajap kali ini di antaranya; Jajapan, Apresiasi Seni, dan Paturay Tineung setelah penjemputan wisudawan .

Berbeda dengan acara pangjajap sebelumnya yang dipegang oleh angkatan 17, kali ini acara dipegang oleh angkatan 18 yang merangkap sebagai peserta sekaligus panitia. Jumlah peserta pangjajap sebanyak 150 orang, belum termasuk panitia. Dan untuk prosesi pangjajap ini dilakukan selama 1 bulan.

Berkenaan dengan prosesi pangjajap yang identik dengan sisingaan, pada wisuda kali ini terdapat perbedaan signifikan yakni dengan adanya pemindahan tempat wisuda yang semula dilakukan dalam gedung menjadi beralih ke outdoor.

“Tentu saja saya bingung. Tiap periode kita selalu mengadakan atraksi di lapangan, karena kali ini ada ketentuan dari Rektorat kalo wisuda di Lapang, (jadi) kita harus memutar otak kembali bagaimana harus atraksi. Ada opsi dari kita mengantarkan wisudawan ke lapang, lalu (setelahnya) kita melakukan atraksi,” ucap Rizky Wiantika, selaku Ketua Pelaksana.

Tidak hanya dari panitia saja, tetapi beberapa wisudawan juga turut menanggapi perihal wisuda yang dilakukan di lapangan.

“Kalo wisudawanya di Lapangan, (maka) atraksi sisingaannya di Mandala. Pada intinya mereka merasa kecewa dengan ketentuan wisuda kali ini. Intinya prosesi wisuda itu (kan) sangat sakral, (dan merupakan prosesi) yang seharusnya untuk pelaksanaannya dilakukan di gedung. (Jelasnya) dengan adanya acara pangjajap kali ini, jangan (sampai) ada perubahan signifikan bagi budaya Faperta. (Sebab) kami hanya menjalankan tugas dari pendahulu kami, (dan) budaya ini akan terus kami lestarikan agar tetap lestari. Dan jangan sampai terputus.” Tutur Rizky.

Reporter dan Penulis: Siti Nurasyiah Fauziah
Penyunting: Indri S

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *