Tasikmalaya (29/09), Jurusan Teknik Elektro dari Fakultas Teknik Universitas Siliwangi mengadakan acara Studium General dengan tema “HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DI PERGURUAN TINGGI DAN SOSIALISASI DOKUMEN PATEN.” Pembicara yang diundang adalah Ir. Ahdiar Romadoni, MBA. Beliau berasal dari Tim Pakar HKI Direktorat Pengolahan Kekayaan Intelektual KEMENRISTEK DIKTI. Acara studium general ini dilaksanakan pada hari Kamis (29/09) di ruangan C15 Fakultas Teknik Universitas Siliwangi.
Dalam acara ini dekan Fakultas Teknik Universitas Siliwangi bapak Ir. Asep Kurnia M.T juga memberikan sambutannya. Beliau berpesan ada 3 hal atau cara yang bisa dilakukan untuk menjadi sesuatu. Hal yang pertama yaitu menjadi The First (menjadi yang pertama). Tentu fakultas teknik Universitas Siliwangi bukan yang pertama ada, pendahulu sebelumnya seperti ITB. Kedua, yaitu menjadi The Best (menjadi yang terbaik). Ketiga, The Different yaitu berbeda, mungkin ini bisa menjadi kesempatan kita untuk menyalip para lulusan teknik dari universitas lain dengan cara lulusan kita selain nanti lulus mendapatkan ijazah dan sertifikat, kita juga memiliki SKA (sertifikat keahlian).
Pemateri menerangkan bahwa dokumen paten di Indonesia sangatlah minim sekali. Berbeda dengan negara-negara lain di dunia. Jika dibandingkan dengan China, Indonesia sangat tertinggal sekali. Faktor penyebab ketertinggalan ini diantaranya, yaitu masyarakat tidak tahu paten itu apa dan kurangnya sosialisasi tentang hak paten itu sendiri. Sehingga masyarakat pada umumnya tidak mengetahui apa itu hak paten. Banyaknya hak paten disebuah negara bisa dijadikan indikator maju tidaknya negara tersebut dan perlu diketahui bahwa negara maju berbeda dengan negara kaya. Banyaknya hak paten saat ini adalah modifikasi dari ide-ide sebelumnya, dan hak paten bisa dimulai dari hal yang paling sederhana. Seperti penjepit kertas (paper clip) itu juga mempunyai hak paten.
Peserta sangat antusias sekali dengan diadakannya studium general ini terbukti semua angkatan ada yang mewakili dalam acara ini, salah satu peserta yang bernama Hasyir dari jurusan Teknik Elektro 2016. Hasyir sangat mengapresiasi sekali acara ini. Andi Setiawan merasakan hal serupa, namun Andi menyayangkan kekurangan dalam sesi penyampaian materi dan diskusi. “Dalam penyampaian materi kurang interaktif dengan peserta dan sesi diskusinya waktunya kurang panjang,” tutur Andi Setiawan dari jurusan Teknik Elektro 2015. Andi berharap untuk kedepannya acara studium general ini harus sering diadakan dan lebih berkelanjutan. (Gema Ramadhan)