Sudahkah Anda (Menyesuaikan) UKT?

D8963c42 8137 4e49 8d3d Ba2a8e38fcd0

Oleh: Muhammad Yusya Rahmansyah

Pagi ini kebanyakan mahasiswa menghabiskan waktunya kebingungan dengan sistem ujian berbasis dalam jaringan (daring). Ya, sesuai kalender akademik, ujian akhir semester genap dimulai hari ini, Senin, 8 Juni 2020. Entah kebetulan atau direncanakan, bersamaan dengan itu muncul sebuah kebijakan yang sepertinya sudah dipersiapkan sejak lama, penyesuaian Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Dilansir dari gemercikmedia.com keputusan penyesuaian UKT ini berdasarkan hasil audiensi dengan pihak lembaga eksekutif dan legislatif mahasiswa.

“Ya, masuk ke link itu (https://siukt.unsil.ac.id) untuk semua mahasiswa. Itu merupakan pelaksanaan kebijakan rektor tentang UKT. Hasil Audiensi kebijakan rektor tentang UKT dengan BEM dan BLM kemarin. Regulasi ada di Warek II,” tutur Prof. Dr.H. Budy Rahmat, Ir., M.S. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (8/6).

Tuntutan keringanan UKT dijawab dengan penyesuaian UKT. Penyesuaian UKT nyatanya belum tentu meringakan semua terdampak pandemi. Regulasi disampaikan oleh Wakil Rektor  selaku yang mengurusi bidang keuangan. Dan, dilansir dari sumber yang sama, penyesuaian ini memiliki tiga kemungkinan: naik, tetap, atau turunnya besaran UKT.

“Penyesuaian UKT peluangnya ada tiga, pertama bisa turun, kedua bisa tetap, ketiga bisa naik. Contohnya, kenapa bisa naik (UKT), tergantung dengan kondisi profesi (orang tua) yang mungkin relatif tidak terganggu. Seperti PNS (Pegawai Negeri Sipil), logikanya (memiliki) penghasilan tetap, dan mungkin beberapa orang ada yang penghasilannya naik.” Inilah pernyataan yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan (9/6).

Jadi, penyesuaian UKT ini bukan untuk semua yang terdampak pandemi, loh, ya, ingat nih. Dalam hal ini, apabila memang ingin berlaku adil, maka seharusnya semua mahasiswa menerima kebijakan penyesuaian UKT yang mengarah ke berkurangnya nominal atau bahkan pindah golongan UKT. Tapi pertimbangan rektor terhadap keberlangsungan kinerja lembaga universitas juga perlu diperhatikan.

Lihat pernyataan Rektor dalam audiensi yang dilakukan hari Rabu, 3 Juni 2020. “Perlu dipahami oleh semua, bahwa dampak dari pandemi COVID-19 ini tidak hanya kepada pada mahasiswa saja, tetapi kepada sivitas akademika lainnya, termasuk dosen dan tenaga pendidikan lainnya. Bahkan pada pengelolaan perguruan tinggi, jadi memang berdampak pada semuanya, tidak hanya pada mahasiswa.” Sumber gemercikmedia.com. Pernyataan yang sungguh bijaksana dari Pak Rektor.

Apabila semua juga terdampak, lantas apa yang bisa diberikan? Mengapa tidak dikeluarkan kebijakan yang memukul rata keadaan bagi terdampak pandemi yang disebutkan rektor? Sebuah kebijakan yang berpengaruh terhadap semua terdampak pandemi baik itu untuk tenaga pendidikan, mahasiswa, dan seluruh sivitas akademika kampus, karena tidak hanya pada mahasiswa saja yang terdampak. Iya, kan, Pak? Seandainya memang ada kebijakan seperti itu, perlu untuk dipublikasikan agar setiap pihak paham dan saling mengerti.

Penyesuaian UKT ibarat hanya sebagai penenang sementara di tengah pandemi yang tidak jelas kapan berakhirnya. Kebijakan-kebijakan terkait pandemi yang katanya adil masih belum adil di mata beberapa orang. Kan, katanya adil itu gak harus sama, ya? Tapi, kalau begitu, bagaimana adil yang sesuai dengan asas keadilan? Pertanyaan bagi semua, termasuk untuk lembaga kampus tunggu saja jawabannya, ya!

Lalu mahasiswa mempertanyakan kemana perginya UKT mereka. Kampus dengan sistem perguruan tinggi satuan kerja (satker) masih memiliki kewajiban melaporkan keuangan ke Kementerian. Berputarnya UKT mahasiswa hingga akhirnya  kembali ke kampus. Mahasiswa perlu paham ini juga. Sebelum mendapat penjelasan kemana perginya UKT mereka. Dan menghasilkan pertanyaan UKT kami untuk apa saat pandemi? Kami tidak memakai fasilitas kampus yang dihasilkan dari UKT kami. Kira-kira seperti itu pertanyaannya.

Lahirlah penyesuaian UKT. Walaupun subsidi pulsa masih menjadi pertanyaan, Udah, nih, gak ada lagi subsidi? Kemana itu bayaran UKT 3 juta pergi, ya?” ujar mahasiswa pecinta streaming drama. Ironis memang melihat keadaan kampus di tengah pandemi. Daya kritis mahasiswa meningkat jika berkaitan dengan keuangan, sementara kampus masih bingung untuk menyikapinya. Terima kasih subsidi pulsa 100 ribu rupiah kemarin, ya, kampus! Jadi semangat buat tamatin yutub, nih, eh,semangat kuliah online, maksudnya.

Baiklah, persoalan UKT dan juga kuliah saat pandemi bukan hanya terjadi di kampus ini saja. Banyak kampus lain yang permasalahannya lebih rumit. Ada yang tidak memberi subsidi pulsa, ada yang tidak bergeming ketika dituntut seakan tidak punya mahasiswa, bahkan ada rektor yang menghilang entah kemana. Bersyukur kampus kita memberikan solusi penyesuaian UKT, ya! Walaupun hanya untuk yang terdampak saja, ya, katanya. Oh, iya, selamat menunaikan ujian akhir semester, ya! Sekarang masih bisa menyesuaikan UKT, sudahkah Anda menyesuaikan UKT?

Penyunting: Ana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *