Gemercik News–Tasikmalaya (19/03). Komunitas Give Blood dan Polres Tasikmalaya Kota menggelar aksi donor darah Superhero Ramadan di Gedung Creative Center, Dadaha, pada Selasa (18/03) pukul 16.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga ketersediaan stok darah selama bulan Ramadan dengan melibatkan banyak relawan. Dalam sesi talk show, Ketua PMI Kota Tasikmalaya, Drs. H. Rahmat Kurnia, M.Si., menjelaskan bahwa terdapat dua jenis donor darah, yaitu sukarela dan pengganti. Menurutnya, stok darah di Tasikmalaya relatif aman, tetapi bisa saja menipis.
“Darah adalah sumber obat, tidak ada pabrik darah. Satu-satunya cara untuk menolong sesama adalah dengan donor darah,” ujar Drs. H. Rahmat kepada Gemercik, Selasa (18/03).
Drs. H. Rahmat juga menjelaskan bahwa gerakan donor darah pada malam hari selama Ramadan ditujukan dapat menjadi agenda tahunan yang lebih besar dan berdampak luas. Kegiatan ini secara seremonial oleh Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi R, S.T, MBA. Selain itu, PMI juga memberikan apresiasi kepada para pendonor dengan didasarkan pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, serta UU No. 1 Tahun 2018 Tentang Kepalangmerahan.
“Pendonor yang telah mendonorkan darahnya sebanyak 25 kali akan mendapatkan sertifikat dari PMI setempat, 50 kali dari wali kota, 75 kali dari gubernur, dan 100 kali akan menerima penghargaan langsung dari Presiden di Istana Negara. Namun, baiknya tidak mengejar penghargaan, tetapi mengejar amal ibadah,” jelasnya.
Kemudian terkait isu komersialisasi darah, Drs. H. Rahmat menegaskan bahwa praktik jual beli darah tidak manusiawi. Jika ditemukan pegawai yang terlibat akan langsung dipecat, karena darah tidak diperjualbelikan, melainkan dikelola dengan biaya penggantian yang ditetapkan pemerintah.
“Memang ada yang menjual darah, itu sangat tidak manusiawi. Makanya pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menetapkan Biaya Pengganti Pengelolaan Darah (BPPD) sebesar Rp360.000 per labu, yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan,” ungkapnya.
Seiring dengan semakin meningkatnya edukasi, Drs. H. Rahmat menyampaikan bahwa stigma negatif masyarakat terhadap donor darah kini hampir tidak ada. Selain itu, PMI meningkatkan profesionalisme tenaga medis dengan pelatihan, penambahan tenaga kerja, dan penyediaan alat kesehatan.
“Saat ini, PMI Kota Tasikmalaya memiliki tiga unit donor darah, yaitu di Jalan Siliwangi, Jalan Laswi, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soekardjo. Kami ingin menjadi PMI terbaik di Priangan Timur, dan untuk itu kami akan terus meningkatkan kualitas layanan,” tutup Drs. H. Rahmat.
Reporter: Annisa Firsty, Sifa Triyanti, dan Adinda Aulia
Penulis: Silvia Ripa Nurkaromah
Penyunting: Muthia Khairani