Gemercik News-Jakarta (25/09). Aksi ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus di Indonesia berakhir ricuh di depan gedung DPR RI. Aksi ini bermula dari orasi politik yang disampaikan oleh beberapa perwakilan tiap universitas, hingga terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat, sehingga kericuhan tidak dapat dihindarkan dan menimbulkan banyak korban yang hingga saat ini belum diketahui jumlahnya.
Mahasiswa melakukan aksi ini untuk menolak UU KPK dan Revisi UU KUHP. Mereka menolak dan mendesak DPR untuk menghentikan Undang-Undang yang dinilai bermasalah dan juga melemahkan. Aksi ini merupakan lanjutan dari aksi demo yang digelar pada 19 September 2019 di DPR RI. Selain itu, aksi ini juga berbarengan dengan Hari Tani Nasional, sehingga massa aksi juga dihadiri oleh kelompok tani.
Ribuan mahasiswa ini, menggelar aksi di depan gedung DPR RI bertujuan untuk bertemu dengan para pimpinan DPR RI. Hal ini berkenaan dengan Maklumat Tuntaskan Reformasi. Upaya perubahan ini menemui kemunduran akibat kebijkan baru yang disusun Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana yang diamanatkan dalam TAP MPR No.X tahun 1998 tentang Pokok- Pokok Reformasi Pembangunan Dalam Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Negara.
Kericuhan yang terjadi dipicu oleh ketidakpuasan mahasiswa karena tidak segera dipertemukan dengan pimpinan DPR RI. Hingga membuat mahasiswa mencoba memaksa masuk ke dalam gedung DPR dan terjadilah aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat kepolisian. Aparat kepolisian lalu menembakan water cannon untuk menjauhkan massa aksi yang mulai memanas. Namun hal tersebut tidak dihindarkan oleh para mahasiswa sehingga membuat aparat mulai menembakan gas air mata. Beberapa mahasiswa mulai berlarian untuk mengamankan diri karena banyak yang berjatuhan akibat dampak dari gas air mata.
Kericuhan tersebut terjadi hingga malam hari, seiring dengan penembakan gas air mata yang terus-menerus bertujuan untuk membubarkan mahasiswa yang masih melakukan perlawanan. Para mahasiswa terpecah belah menjadi dua kubu, ada yang menuju ke arah Flyover Semanggi, dan Stasiun Palmerah. Aparat kepolisian terus menyusuri jalan dan terus menembakan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa yang masih berkumpul di jalanan.
Pada pukul 19.30 WIB mahasiswa yang menjadi korban mulai diungsikan ke Stasiun Palmerah. Hingga pada pukul 20.20 WIB gas air mata mulai ditembakan kembali ke Stasiun Palmerah tempat para mahasiswa dan korban berkumpul, gas air mata tersebut membuat mahasiswa berhamburan keluar dari Stasiun Palmerah dan membuat jumlah korban semakin banyak.
Aksi tersebut sampai saat ini belum berakhir. Kabarnya mahasiswa akan melaksanakan aksi kembali hingga tuntutan mahasiswa dipenuhi oleh pihak DPR RI. Sampai berita ini ditulis, belum ada informasi lebih lanjut terkait hasil aksi yang berujung ricuh tersebut.
Reporter: Tim Reporter
Penulis: Theda dan Ayu
Penyunting: Jihan