Unsil Resmikan Masjid Letnan Jendral Mashudi di Kampus II

0FCE94E5 708A 4324 968A 65C727428D08

Gemercik News-Universitas Siliwangi (11/03). Universitas Siliwangi (Unsil) resmikan masjid baru bernama “Masjid Letjen (Purn). H. Mashudi Kampus II” di kampus II Mugarsari pada Jumat (08/03). Penamaan masjid ini merupakan penghargaan kepada H.Mashudi sebagai tokoh pendiri dan rektor pertama Unsil.

Peresmian masjid dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor, Ketua Senat, Dekan, Wakil Dekan, Kepala UPA, Dosen, Tendik, dan tamu undangan eksternal, seperti Camat, Danramil, Kapolsek, Kepala KUA Tamansari, Ketua MUI, serta MDI Tamansari, dan beberapa lurah.

Drs. Nana Sujana, M.Si sebagai Kepala Biro Keuangan dan Umum Unsil mengatakan bahwa penamaan masjid ini sebagai bentuk penghargaan kepada Letjen Mashudi atas jasa-jasanya dalam memajukan Unsil.

“Nama Letjen Mashudi, yaitu untuk memberikan penghargaan kepada tokoh pendiri Unsil. Beliau adalah Rektor pertama supaya namanya diabadikan jadi nama masjid, karena atas jasa-jasanya beliau memajukan Unsil,” ungkap Drs. Nana Sujana kepada Gemercik, pada Jumat (08/03/24).

Nana menuturkan bahwa pembangunan ini belum sepenuhnya tuntas. Masjid ini akan dilengkapi dengan dua menara, toilet, emplasemen taman, dan halaman masjid. Saat ini, fasilitas yang tersedia di masjid meliputi lampu, pengeras suara, dan karpet.

“Sesuai dengan amanah Pak rektor, tahun ini harus dituntaskan. Termasuk gerbang akan kita rubah karena mungkin masyarakat masih malu-malu, nanti kita kasih akses untuk masyarakat masuk ke masjid,” tutur Nana.

Nana menuturkan bahwa masjid ini dapat difungsikan secara maksimal pada tahun 2025. Hal ini dikarenakan rencana ke depan kampus II Unsil akan digunakan untuk kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi (OMBUS) dan Pendidikan Bela Negara (PBN).

“Masjid ini bisa menampung sampai 1500 orang. Jadi, kalau misalkan kegiatan mahasiswa sedang aktif, seperti OMBUS dan PBN. Saya kira dengan kapasitas segitu, baik salat Jumat atau salat wajib bisa lah dipakai keseharian mahasiswa dan masyarakat di sini,” tambah Nana.

Nana mejelaskan bahwa tantangan untuk sementara ini adalah keterbatasan anggaran. Dana pembangunan ini berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), bukan dari bantuan pemerintah langsung, melainkan dari hasil pendapatan kampus. Oleh karena itu, sebagian dana akan dialokasikan untuk pembangunan.

“Masjid ini sudah menghabiskan sekitar delapan miliar lebih. Jadi, kita kalau mau tuntas terkait dengan menara, toilet, emplasemen depan, kurang lebih tiga miliar lagi. Karena, mungkin dari segi aesthetic juga harus kita perhatikan,” ungkap Nana.

Nana menambahkan bahwa pembangunan masjid ini sejalan dengan visi misi Unsil terkait PBN, yaitu untuk meningkatkan rasa kepedulian kepada negara dengan keimanan dan ketakwaan. Selain belajar di kampus secara keilmuan mahasiswa diharapkan juga dapat meningkatkan nilai-nilai ibadah.

“Sehingga, harapannya kampus ini bisa mewarnai mahasiswa yang lulus dari Unsil ini. Selain pintar dalam akademik juga punya kesolehan sosial,” pungkas Nana.

Reporter: Khopipah Indah dan Salman Miqdad

Penulis: Ulfa Mafridoh

Penyunting: Raisa Fadilah Ramadani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *