Gemercik News – Universitas Siliwangi (28/03). Universitas Siliwangi (Unsil) akan menerapkan semester pendek yang dimulai pada Mei 2026, setelah semester genap menuju semester ganjil. Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. H. Dedi Kusmayadi, S.E., M.Si., Ak., CA., CRBC., ACPA., CPA., CRA., CRP., CSBA., ASEAN-CPA, menuturkan bahwa program ini bertujuan untuk mempercepat penyelesaian studi mahasiswa sekaligus memberikan kesempatan bagi yang ingin memperbaiki nilai.
“Sekarang program ini adalah bagian dari strategi memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang sangat berprestasi atau memperbaiki nilai tanpa harus menunggu satu tahun ke depan,” tutur Prof. Dr. H. Dedi kepada Gemercik (27/03).
Secara mekanisme, Prof. Dr. H. Dedi menjelaskan semester pendek memiliki sistem yang lebih padat dibandingkan dengan semester reguler. Jika semester reguler terdiri dari 16 pertemuan dengan dua evaluasi, maka di semester pendek pertemuan dilakukan dua kali seminggu selama delapan minggu, dengan ujian dan tugas yang lebih intensif.
“Kami masih menyusun Pedoman Operasional Baku (POB) untuk semester pendek ini. Secara garis besar, mahasiswa bisa mengambil maksimal tiga Satuan Kredit Semester (SKS) untuk mata kuliah baru. Sementara itu, bagi yang mengulang, akan ada ketentuan khusus,” jelasnya.
Terkait biaya, Prof. Dr. H. Dedi menyebutkan bahwa besaran pembayaran masih akan ditentukan oleh bagian keuangan. Namun, mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) tetap harus membayar secara keseluruhan, karena semester pendek berada di luar program reguler yang diatur oleh kementerian.
“Kami ingin menciptakan ruang bagi mahasiswa untuk mempercepat studinya. Ini bukan kewajiban, tetapi pilihan. Harapannya, mahasiswa bisa memanfaatkannya untuk mempercepat kelulusan dan meningkatkan kesiapan mereka dalam dunia kerja,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Dr. H. Dedi menegaskan bahwa semester pendek bukanlah hal baru di Unsil. Program serupa telah diterapkan sejak Unsil masih berstatus sebagai perguruan tinggi swasta. Namun, setelah menjadi perguruan tinggi negeri, berbagai penyesuaian dilakukan.
“Kami melakukan benchmarking dengan universitas lain, untuk memastikan program ini bisa berjalan dengan baik sesuai dengan standar akademik yang berlaku,” pungkasnya.
Reporter: Elsa Sapitri, Dhanti Trioktaviani
Penulis: Silvia Ripa Nurkaromah
Penyunting: Muthia Khairani