Gemercik News–Universitas Siliwangi (08/09). Muhammad Andrean Kusnadi, anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater 28 Universitas Siliwangi (Unsil), berhasil meraih juara satu dalam lomba monolog di Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) XVII. Kompetisi ini berlangsung pada 1 s.d. 6 September 2024, dengan 874 mahasiswa dari 31 provinsi, termasuk 28 peserta dalam cabang monolog. Andrean membawakan naskah “Prodo Imitatio” karya Prof. Arthur S. Nalan, yang dipilih oleh sutradara Budi Riswandi, S.Pd., M.Pd., karena relevansinya dengan isu jual beli gelar.
“Pemilihan naskah dipilih langsung oleh sutradara, beliau menjelaskan naskah tersebut cocok dalam isu pendidikan, seperti isu jual beli gelar. Kritik yang disampaikan penulis menyebutkan bahwa selama banyak orang yang haus gelar, maka bisnis jual beli gelar tak akan pernah mati,” ujar Andrean kepada Gemercik pada Sabtu (07/09).
Tidak hanya itu, Andrean juga mengungkapkan bahwa keterbatasan waktu latihan di tengah kesibukan akademik menjadi salah satu tantangan yang dihadapinya. Namun, kolaborasi antar anggota berhasil menjadi solusi untuk mengatasi berbagai kendala tersebut.
“Tantangan perihal waktu latihan, tanggung jawab akademik dan non-akademik, solusinya adalah peran kolaboratif. Setiap peran dihargai, baik itu aktor, sutradara, tim makeup, lighting, hingga konsumsi,” ungkap Andrean.
Andrean juga menyampaikan bahwa ketiga juri sepakat mengapresiasi kualitas keseluruhan pementasan, mulai dari pemilihan dan penyuntingan naskah, hingga aspek artistik, seperti musik, pencahayaan, dan kostum.
“Dari ketiga juri, sepakat dan tidak ada drama kontroversi untuk mengapresiasi keseluruhan pementasan sampai akhirnya menyetujui dari Jawa Barat, Unsil, Teater 28, sebagai juara 1 monolog tanpa debat panjang,” tutur Andrean.
Andrean berharap prestasi ini dapat terus berlanjut, mengharumkan nama Universitas Siliwangi (Unsil) dan Teater 28, tidak hanya di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga di kancah internasional.
“Harapan ke depannya dapat bersuara secara lantang, menjaga eksistensi dan berdampak, memanfaatkan karya di kancah lokal, nasional, dan bukan hal yang tidak mungkin di kancah internasional,” pungkas Andrean.
Reporter: Dhanti Trioktaviani dan Adinda Aulia
Penulis: Silvia Ripa Nurkaromah
Penyunting: Fika Fatma Yuslia