Aksi Tolak Omnibus Law DPRD Jabar Berakhir Ricuh

28751938 7254 4771 A2bb 024ba81d84da

Gemercik News-Bandung (08/10). Aksi ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus beserta elemen masyarakat di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat berakhir ricuh. Aksi ini bermulai dari pukul 10.00 WIB yang diinisiasi oleh aliansi mahasiswa Universitas Pasundan hingga pukul 12.00 WIB. Perwakilan mahasiswa melakukan orasi beberapa kali di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Masa aksi ini didominasi oleh mahasiswa Universitas Pasundan.

Dalam aksi ini, masa aksi memaksa anggota DPRD untuk keluar dari ruangannya dengan mendorong-dorong gerbang depan. Namun tidak berakhir ricuh karena pada pukul 12.00 WIB Serikat Buruh Kota Bandung datang bergabung dengan masa aksi lain. Serikat Buruh Kota Bandung menyampaikan beberapa orasi di depan gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Orasi ini hampir sama dengan orasi yang disampaikan oleh perwakilan Aliansi Mahasiswa Universitas Pasundan mengenai gagalkan omnibus law yang telah disahkan pada Senin (5/10).

Pukul 14.00 WIB masa aksi bertambah dari mahasiswa Jawa Barat yang telah melakukan aksi di Gedung Sate beserta elemen masyarakat yang lainnya. Mereka menyanyikan lagu dan menyampaikan orasi dari setiap perwakilan kampus. Mahasiswa dan elemen masyarakat melakukan aksi ini untuk menolak omnibus law yang sebelumnya telah disahkan oleh DPR pada hari senin (5/10). Aksi ini menjadi aksi lanjutan yang sebelumnya telah digelar pada Selasa (6/10) oleh mahasiswa dan elemen masyarakat.

Aksi ini mendesak anggota DPRD untuk keluar menemui mereka. Namun, sampai akhir aksi, anggota DPRD tidak menunjukan batang hidungnya sama sekali untuk menemui masa aksi. Pukul 16.37 WIB masa aksi ricuh dengan dimulainya pelemparan barang-barang seperti botol bekas, batu, dan lainnya yang dilakukan oleh oknum masa aksi ke dalam gedung DPRD. Pelemparan tersebut berlangsung sekitar lima menit, kemudian masa aksi ditenangkan oleh beberapa pihak. Setelah pelemparan pertama, masa aksi dari mahasiswa mulai mengevakuasi diri ke kampus Universitas Pasundan.

Pukul 16.50 WIB masa aksi memaksa masuk dengan mendorong gerbang gedung DPRD sebelah kanan. Gerbang roboh, kemudian pihak kepolisian keluar dari gedung dan mengejar masa aksi hingga ke taman radio dan beberapa lokasi. Beberapa polisi menangkap oknum masa aksi yang menjadi provokator dan diamankan ke dalam Gedung Sate. Saat ricuh tersebut, masa aksi melempari masa aksi yang lain seperti mahasiswa dengan batu, kayu, dan botol bekas minum ke depan. Kepolisian melemparkan gas air mata sepanjang jalan depan Gedung DPRD menuju jalan Gedung Sate. Masa aksi terpecah menjadi dua kubu, sebagian membubarkan diri menuju Jalan Cilamaya dan sebagian membubarkan menuju Jalan Sultan Tirtayasa.

Masa aksi yang terdiri dari mahasiswa mengevakuasi diri ke kampus Unpas termasuk korban dalam aksi tersebut. Pukul 21.20 WIB polisi menyusur sampai kampus Unisba dan Unpas yang dijadikan tempat evakuasi dan beristirahat. Polisi menembakan gas air mata ke dalam kampus dan sepanjang jalan. Dari kejadian tersebut, data yang terakhir dihimpun oleh tim Reporter Gemercik media, total korban keseluruhan mencapai 132 orang. Beberapa korban luka berat seperti mengalami kebocoran kepala dilarikan ke rumah sakit.

Reporter: Nurul dan Dela

Penulis: Nurul

Penyunting: Anakus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *