Aliansi Peduli Regenerasi Petani, Menagih Janji-Janji Hari Tani

03d30694 2043 45d8 A358 Fba012bc4834

Gemercik News-Tasikmalaya (28/10). Aliansi Peduli Regenerasi Petani Menagih Janji yang terdiri dari IMM Universitas Siliwangi, PMII Universitas Siliwangi, Petani Millenial Tasikmalaya, dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) melakukan aksi di Gedung DPRD kota Tasikmalaya yang bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2019. Aksi ini merupakan aksi lanjutan pada Hari Tani Nasional yang tuntutannya tidak terpenuhi oleh DPRD.

DPRD berjanji akan membahas masalah pertanian pada bulan Oktober setelah Alat Kelengkapan Dewan (AKD) lengkap. Namun, hingga di penghujung bulan Oktober ini meskipun AKD sudah terbentuk, tidak ada pemanggilan dan pembahasan mengenai masalah pertanian. Aksi ini tetap menyuarakan hal yang sama seperti pada Hari Tani Nasional yang lalu. Sesuai dengan UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Aksi ini diisi dengan penyampaian orasi dari perwakilan setiap organisasi yang hadir. Selain orasi, pada aksi tersebut mahasiswa menyampaikan tuntutan-tuntutan, yaitu:

  1. bentuk regulasi terkait kepastian stabilnya harga pasar;
  2. pemaksimalan produk hasil pertanian lokal Tasikmalaya;
  3. bulog tidak hanya subsidi pajale;
  4. stopprogram SARPRAS tak tepat guna, utamakan peningkatan SDM PETANI;
  5. penanganan tengkulak dan pemaksimalan pasar tradisional;
  6. stop alih fungsi lahan;
  7. tolak UU pertanahan.

Menurut Fikri Dzulfikar sebagai Koodinator Lapangan, aksi ini bertujuan untuk menagih janji ketua dewan pada Hari Tani Nasional yang berencana mengadakan acara duduk bersama membahas masalah pertanian dengan Wali Kota dan SKPD terkait untuk membahas masalah pertanian, namun nyatanya nihil.

“DPRD ini harus selalu diingatkannya dengan aksi demonstrasi, tidak bisa hanya dengan komunikasi saja,” tuturnya

Realitanya petani bukan diberdayakan tapi diperdaya, lahan pertanian makin tidak ada, digerus, ditanami oleh besi dan beton atas nama pembangunan, menjamurnya perumahan di atas lahan pertanian, limbah pabrik, pertambangan, pembangunan tol antar kota termasuk di wilayah Tasikmalaya yang berdampak negatif bagi para petani.

Aksi ini berlanjut hingga terjadi audiensi antara massa aksi dengan pimpinan DPRD dengan tuntutan massa aksi ingin bertemu dengan Wali Kota dan SKPD terkait untuk berdiskusi mencari solusi terkait masalah pertanian. Namun, tuntutan tersebut lagi-lagi tidak terpenuhi karena Wali Kota dan SKPD terkait takkunjung datang.

“Jika tuntutan tak kunjung terpenuhi, rencananya kami (massa aksi) akan berturut-turut untuk datang lagi ke DPRD bahkan akan ada beberapa orang yang menginap,” ujar Fikri.

Menurut Bapak Aslim selaku pimpinan DPRD kota Tasikmalaya yang ditemui di sekitar Gedung DPRD, “Mengenai regenerasi, pemerintah sendiri mengharapkan ada generasi yang siap meneruskan perjuangan petani itu sendiri, kita tetap harus optimis jangan pesimis karena masalah tanah yang sudah berkurang. Tetap harus optimis memanfaatkan lahan yang ada untuk menjadi petani yang modern.” Ujarnya.

Reporter: Theda Dzar

Penulis: Theda Dzar

Penyunting: Yanifa RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *