Gemercik News-Universitas Siliwangi (18/7). Calon mahasiswa baru (Camaba) Universitas Siliwangi (Unsil) mendatangi layanan satu pintu pada Selasa (16/7) untuk meminta banding Uang Kuliah Tunggal (UKT) usai dinyatakan tidak lolos seleksi KIP-K. Deisya Widi dari program studi (prodi) Ekonomi Pembangunan (EP) menyatakan bahwa dirinya mendapatkan UKT nol, tetapi setelah keputusan baru diharuskan membayar UKT golongan tiga. Deisya juga merasa kecewa dengan sistem seleksi yang dianggap kurang jelas dan adil.
“Kaya di-php, awalnya seneng dikasih UKT nol ternyata udah beberapa hari, kemarin pas hari Minggu ada keputusan harus bayar UKT dan dapet golongan tiga dan bayarnya mepet, tanggal 19 harus registrasi. Yang bikin bingungnya gak tau seleksinya dari apa, gak lolosnya dari mana. Padahal di grup ada yang bilang dia mampu, tapi lolos KIP-K nya,” ungkap Deisya Widi kepada Gemercik, pada Selasa (16/7).
Selanjutnya, Ratna Kurniasih dari prodi Pendidikan Masyarakat (Penmas) mengungkapkan perasaan sedih dan kecewa dikarenakan pemberitahuan yang mendadak serta seleksinya yang kurang dan dirasa tidak adil. Bahkan Ratna mengatakan akan mundur dan tidak melanjutkan kuliah apabila banding UKT-nya tidak diterima.
“Sedih, yah, kaya di-php-in aja gitu. Kecewa ya, tadinya udah nol UKT-nya, tiba-tiba katanya gak lolos. Pemberitahuannya mendadak, cuma jeda satu hari dari pemberitahuan UKT nol, jadi harus bayar. Bingung juga kenapa gak lolosnya, sistem seleksinya kurang dan gak adil karena gak mampu bayar UKT dan harus bayar. Tadinya mau mundur, gak jadi kuliah kalau UKT-nya tetap,” ucap Ratna.
Selain itu, Fadla Siti Fatimah dari prodi Pendidikan Geografi menganggap dirinya layak menerima KIP-K karena masuk ke dalam kriteria, tetapi dinyatakan tidak lolos. Fadla juga mengungkapkan ingin mengundurkan diri karena UKT-nya dapat di golongan empat.
“Kaget, ya, terus kecewa juga ada pemberitahuan surat edaran kaya gitu, ada daftar-daftar nama peserta yang gak lolos KIP-K dan ada nama saya di situ. Terus bertanya-tanya juga kenapa gak lolos, dapet UKT sekitar Rp2,8 juta. Padahal saya layak dan masuk kriteria juga. Tadinya saya mau mengundurkan diri sebelum ada pengajuan banding UKT,” tutur Fadla.
Kemudian, Siti Maryam dari prodi Manajemen berharap adanya keringanan UKT dari lembaga.
“Harapan besar aku pribadi dan teman-teman lain yang gak lolos KIP-K, ingin ada keringanan UKT. Karena beberapa dari kami pun ada yang nekat kuliah karena adanya KIP-K itu, dengan tidak lolos dan dapet penetapan UKT yang nominalnya besar untuk kami, banyak juga yang terpaksa mengundurkan diri, mengubur mimpi untuk kuliah,” ujar Siti.
Sementara itu, Iyos Rosidin Fajar, S.T. sebagai anggota Biro Keuangan dan Umum menjelaskan bahwa pendaftar yang lolos administrasi KIP-K melalui jalur SNBT sebanyak 1.346 orang dan langsung ditarik sistem. Semua pendaftar KIP-K awalnya mendapatkan UKT nol, dari yang berpenghasilan Rp500 ribu hingga Rp10 juta. Selanjutnya diseleksi dan disesuaikan verifikasi data dengan kuota yang ada sebanyak 455 orang.
“Saya runut ceritanya dari awal, pendaftar yang lolos KIP-K itu 1346. Ya daftar tuh pas UTBK masukin nomor KIP-K dan lulus mereka tuh. Lalu ditariklah ke sistem kita dan muncul di sistem, semua yang daftar dari yang penghasilannya Rp500 ribu sampai mungkin Rp10 juta itu nol semua. Lihat kemudian sekarang kuota yang ada 455, itu kan tidak berbanding lurus. Setelah verifikasi data dan disaring, sebanyak 891 orang tidak terakomodir,” jelas Iyos.
Selanjutnya, Iyos menuturkan bahwa kuota KIP-K diperoleh dari kementerian. Dari 455 orang yang lolos, kriteria utama dilihat dari penghasilan orang tua dan status mahasiswa sebagai yatim atau piatu.
“Terkait pemangkasan kuota mungkin bisa dikonfirmasi tahun sebelumnya berapa dan sekarang berapa, yang jelas kuota itu kita dapat dari kementerian. Ada kriteria utama, yang pertama dari penghasilan, kemudian statusnya itu yatim atau piatu. Lembaga itu mencoba mengimbanginya dengan menyediakan sebanyak-banyaknya beasiswa,” jawab Iyos.
Terakhir, Iyos mengatakan bahwa lembaga terbuka terhadap beberapa keluhan dan kekecewaan mahasiswa. Selain itu, lembaga akan membuka penyesuaian dengan program SiUKT dan mengupayakan penambahan kuota beasiswa.
“Yang jelas kita open, ya, mendengarkan dan menjelaskan keluhan seperti harus survey ke lapangan, tetapi waktunya mepet. Baik itu mungkin mencoba menjelaskan berita yang simpang siur. Sementara program yang biasa dilakukan dengan dibuka penyesuaian, yaitu SiUKT, selain itu lembaga sedang mengupayakan penambahan beasiswa,” tutup Iyos.
Reporter: Khopipah Indah dan Rahma Chairani
Penulis: Rahma Chairani
Penyunting: Ai Nuraeni