Kuliah Adalah Pengangguran dengan Gaya Fantastis: Argumen dari Orang yang Butuh Validasi

IMG 2807

Baru-baru ini ramai diperbincangkan di media sosial mengenai argumen ‘kuliah adalah pengangguran, nongkrong empat tahun dengan biaya fantastis’, bermula dari akun TikTok @bayyy2211 yang mengunggah  foto tiga pemuda dengan tulisan ‘kita sediain info loker buat para sarjana sarjana terhormat’. Hal tersebut menjadi pertengkaran antara yang berkuliah dengan yang tidak dan sependapat dengan argumen tersebut.

Meskipun sudah jelas bahwa pendidikan itu penting, tetapi masih banyak yang beranggapan bahwa kuliah itu tidak penting. Dilihat dari komentar-komentar yang pro terhadap argumen kuliah hanya nongkrong ini, banyak yang beranggapan bahwa berkuliah hanya menghabiskan waktu dan uang orang tua.  Mereka berpikir bahwa kuliah hanya menunda waktu untuk menjadi pengangguran karena dari kacamata mereka, orang yang berkuliah ujung-ujungnya mencari lowongan kerja, padahal lowongan kerja untuk diploma atau sarjana dapat memiliki keunggulan lebih dengan yang tidak diploma atau sarjana.

Pendapat bahwa ‘kuliah adalah pengangguran dan hanya nongkrong dengan gaya fantastis’ banyak dikemukakan oleh orang yang tidak berkuliah dan argumen tersebut muncul disebabkan beberapa hal. Jika dilihat dari sisi psikologis, orang yang berargumen bahwa kuliah adalah pengangguran dan kegiatannya hanya nongkrong dengan biaya fantastis itu sedang melakukan defense mechanism. Mekanisme pertahanan diri atau defense mechanism dalam dunia psikologi adalah respon psikologis alam bawah sadar seseorang yang bertujuan untuk melindungi dirinya sendiri dari perasaan cemas, ancaman, dan hal-hal yang tidak ingin mereka hadapi (Fadli, 2023).

Mereka mencoba merasionalkan bahwa mereka jauh lebih baik dari orang yang berkuliah dan hal tersebut dilakukan agar mengurangi sedikit keresahan di dalam dirinya. Mungkin sebagian dari mereka ada yang ingin berkuliah, tetapi terhalang banyak hal, bisa jadi karena faktor ekonomi ataupun hal lainnya, lalu karena tidak tercapainya keinginan untuk berkuliah, mereka memutuskan untuk bekerja. Setelah bekerja mereka ingin divalidasi bahwa mereka hebat meskipun tidak berkuliah. Oleh karena itu, bisa jadi kurangnya apresiasi dari keluarga serta lingkungan sekitar menjadi penyebab kenapa mereka berusaha merasionalkan itu.

Selain defense mechanism, bisa jadi mereka juga sedang mengalami dunning-kruger effect (suatu bias kognitif ketika seseorang tidak memiliki kemampuan, tetapi ia merasa bahwa kemampuannya lebih hebat daripada orang lain), yang diakibatkan karena ketidakmampuan orang tersebut secara metakognitif untuk mengetahui segala kekurangannya. Penyebabnya bisa jadi karena kurangnya kesadaran diri, kurangnya pengalaman, atau sudut pandang yang terbatas (Devara M, 2010).

Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya komentar yang menyatakan bahwa yang tidak berkuliah bisa jadi bos muda, bisa membangun rumah sakit, bisa menjadi pengusaha yang penghasilannya melebihi sarjana, bahkan sampai ada yang menyatakan bahwa mereka akan menyediakan lowongan kerja bagi para sarjana. Padahal pada kenyataannya, kebanyakan orang yang sukses di usia muda tanpa kuliah adalah orang yang memiliki modal dari orang tua yang kaya raya, terlebih pernyataan akan membangun rumah sakit. Mungkin mereka pikir membangun rumah sakit itu hanya butuh modal uang, padahal untuk menjadi direktur rumah sakit seseorang harus merupakan seorang tenaga medis atau dokter yang pastinya harus lulusan perguruan tinggi. Mengutip perkataan Charles Darwin, “Ketidaktahuan lebih sering menghasilkan keyakinan dibanding pengetahuan”.

Selanjutnya adalah crab mentality, yaitu istilah untuk menggambarkan sikap seseorang yang menghalangi keberhasilan orang lain, penyebabnya bisa jadi karena rasa percaya diri yang rendah, iri hati, rasa putus asa, bahkan depresi (Pane, 2023). Sikap dari crab mentality bisa berbentuk komentar yang menjatuhkan orang lain. Hal ini sangat jelas dibuktikan dengan banyaknya komentar yang masih saja menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting. Padahal mungkin sebenarnya, karena mereka tidak bisa mendapatkan pendidikan yang sama, mereka mencoba mencela orang yang bisa mendapatkan pendidikan itu.

Tren ‘bos muda’ ini menjadi dialektika tentang pentingnya pendidikan bagi pola pikir seseorang. Bisa jadi ini adalah langkah untuk kemajuan pendidikan, karena di samping banyaknya komentar pro, banyak pula yang kontra terhadap argumen ini. Artinya, kesadaran akan pentingnya pendidikan setidaknya akan bertambah. Namun, untuk mencapai sintesis sepertinya masih cukup jauh. Akhir dari perdebatan tentang argumen ini tergantung dari kita meresapinya. Jika pada akhirnya sintesis yang dihasilkan adalah pentingnya pendidikan dan tidak ada lagi yang menyangkal hal itu dengan alasan apa pun, maka sintesis yang dihasilkan baik dan bisa menjadi pelajaran untuk semuanya.

Tidak berkuliah itu bukan kesalahan, yang salah adalah merendahkan orang yang melanjutkan pendidikan. Apalagi sambil meremehkan orang lain padahal tidak tahu bagaimana kesusahan seseorang. Melanjutkan pendidikan bukan bertujuan untuk menjadi kaya sebab tujuan pendidikan adalah mencari ilmu yang nantinya akan bermanfaat. Pendidikan dan harta tidak bisa dibandingkan atau disamakan karena itu adalah kekayaan yang berbeda. Pendidikan juga tidak bisa dijadikan patokan kesuksesan, tetapi pendidikan bisa membuka peluang lebih besar untuk menuju kesuksesan. Mengutip dari pepatah umum, “Sedikit pengetahuan adalah hal yang berbahaya”.

Penulis: Nur Rachmi Ghayatri

Sumber Referensi:

Fadli, 2023. Mengenal Defense Mechanism: Contoh dan Cara Kerjanya. https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-defense-mechanisms-contoh-dan-cara-kerjanya diakses pada 10 April 2024 pukul 20.18

Devara M, 2010. Dunning-Kruger Effect: Implikasinya Pada Dunia Kerja. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/15845/Dunning-Kruger-Effect-Implikasinya-Pada-Dunia-Kerja.html diakses pada 10 April 2024 pukul 21.06

Pane, 2023. Crab Mentality: Sikap Orang Lain yang Menghambat Kesuksesanmu. https://www.alodokter.com/crab-mentality-sikap-orang-lain-yang-menghambat-kesuksesanmu diakses pada 10 April 2024 pukul 21.31

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *