Lembaga Gelar Audiensi dengan Peserta Peksiminas 2020

Gemercik News-Tasikmalaya (05/12). Lembaga Universitas Siliwangi adakan audiensi dengan peserta Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) pada Kamis, (3/12), bertempat di Ruangan Kepala BAKPK (Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerja Sama), Universitas Siliwangi. Audiensi digelar dalam rangka evaluasi dan rencana Peksiminas untuk kedepannya.

“Mengenai Peksiminas, kedepannya kita seneng-seneng (tidak memikirkan biaya) dulu, nanti itung-itungannya belakangan. Sesudahnya (kegiatan) baru diperhitungkan, jadi bisa di pertanggungjawabkan. Kalo dari pelatih harus ada tanda tangan, daftar hadir, kalo sewa harus ada kuitansinya,” tutur Kabag Akademik dan Kemahasiswaan, Kusna Mulyana, S.Sos., M.M.

Terdapat dua urgensi yang disampaikan dalam audiensi, yaitu terkait pelaksanaan Peksiminas 2020 dan persiapan Peksiminas selanjutnya. Persiapan yang diajukan yaitu pengadaan pembina/pelatih, diadakannya evaluasi untuk pembina, serta penaikan anggaran.

“Saya mohon kepada lembaga untuk mengadakan evaluasi. Kita UKM tidak mau pembina hanya menjadi tempat untuk tanda tangan, tapi pengennya itu fungsi pembina itu memang bener-bener jelas. Kehadiran pembina ke sekretariat, kehadiran sebagai orang tua (di UKM) sangat-sangat diperlukan. Ketika pembina yang perhatian, kita benar-benar semangat, gitu,” tutur Faisal selaku perwakilan UKM Spot.

“Kemudian, untuk (anggaran) pelatih katanya 200 ribu per bulan, karena itu mungkin kebijakan dari lembaga ya. Nah, untuk audiensi kali ini, mungkin kebijakan itu bisa dirubah oleh lembaga. Karena untuk membayar (dari segi) waktu saja, itu sangat kurang pak, mohon maaf,” sambung Handi selaku Ketua UKM Teater.

Aspirasi yang disampaikan oleh UKM Teater, UKM Spot, UKM PSM (Paduan Suara Mahasiswa) dan UKM Seni Musik mendapat respons dan tanggapan yang positif dari lembaga Universitas Siliwangi.

“Kita ke depan mencoba membangun ini dengan perlahan. Karena bisa dikatakan, di Unsil ini menjamurnya UKM tidak sebanding (jumlahnya) dengan sumber daya. Dilihat saja, ada 28 UKM, 8 BEM Fakultas, 2 di Universitas, ini kita punya dosen ada berapa. Jadi, keseimbangan kita dari sumber daya memang tidak cukup,” jelas Kepala BAKPK, Dr. Drs. Ade Rustiana, M.Si.

“Selanjutnya ada hal yang perlu diberi tanda kutip, kalau untuk Satker (Satuan Kerja), yang namanya pagawe didieu, jadi pembina didieu, kamana wae pasti moal dibayar, kecuali ada SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas). Itu persoalannya, jadi memang aturannya begitu. Yang kedua kalau memang ada kegiatan secara continue dilakukan, maka itu jadi tupoksi. Itu di Satker kelemahannya,” sambungnya.

“Nanti Pak Yadi akan coba memilah, memetakan support yang dimaksud teman-teman, nanti sampaikan apa saja yang dianggarkan. Saya ingin teman-teman membuat road map. Nah, road map ini akan menjadi dasar yang akan temen-temen cermati. Misal, untuk Peksiminas dua tahun sekali, untuk Kemendikbud satu tahun sekali. Nah, itu yang akan jadi indikator sumbangsih ke lembaga.” Jelas Dr. Drs. Ade Rustiana, M.Si.

Reporter: Sylvia

Penulis: Eva

Penyunting: Rini Trisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *