Masih ingatkah kalian dengan Wiji Thukul, salah satu aktivis yang sangat terkenal? Wiji Thukul yang bernama asli Wiji Widodo adalah seorang penyair dan aktivis hak asasi manusia yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru. Wiji saat itu aktif dalam mengkritik pemerintah lewat sajak-sajak yang diciptakannya. Hingga 23 Juli 1998 di Utan Kayu, Jakarta, Wiji Thukul sudah tidak terlihat lagi. Dalam peristiwa yang terjadi pada 1997 sampai 1998 itu, ternyata bukan hanya Wiji Thukul yang disinyalir dihilangkan oleh negara, melainkan terdapat 12 aktivis lainnya yang juga hilang sampai sekarang.

Total aktivis yang hilang dan belum ada kabar lagi hingga saat ini berjumlah 13 orang, yaitu Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Novan Al Katiri, Ucok Mundandar Siahaan, Hendra Kambali, Yadin Muhidin, Abdun Nasser, dan Ismail.

Dari peristiwa tersebut, menyisakan banyak tanda tanya besar dari keluarga, sahabat, bahkan masyarakat Indonesia mengenai bagaimana kabar terbaru dari ke-13 aktivis pro-demokrasi setelah dinyatakan hilang. Peristiwa hilangnya aktivis tersebut terjadi saat Pemilu Legislatif Indonesia 1997 dan jatuhnya Presiden Soeharto tahun 1998. Operasi penculikan terhadap beberapa aktivis pro-demokrasi ini dilakukan oleh Tim Mawar dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Tim Mawar yang dibentuk oleh Mayor Inf. Bambang Kristiono ini bertugas mendeteksi kelompok radikal, pelaku aksi kerusuhan, dan teror. Dibentuknya Tim Mawar ini juga dilatarbelakangi oleh peristiwa yang terjadi pada 27 Juli 1996 kala itu. Para preman didukung tentara, merampas kantor dan menyerang simpatisan yang mendukung Megawati di jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Dengan pembentukan tim tersebut, menandakan bagaimana otoriternya pemerintahan kala itu. Keotoriteran saat pemerintahan Presiden Soeharto di antaranya tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menjadi alat pertahanan negara serta kesempatan militer untuk berperan dalam bidang politik.

Hampir 30 tahun tidak ditegakkannya demokrasi, terlihat pemerintah membatasi jumlah partai politik, penerapan sensor, dan penahanan lawan-lawan politik. Rakyat yang mencoba mendukung partai politik lain saja dijadikan sasaran agar tidak dapat meruntuhkan kekuasaan yang sedang dipimpinnya.

Kembali ke kasus penculikan. Operasi penculikan beberapa aktivis ini bermula pada 18 Januari 1998. Saat itu terjadi ledakan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Dari kejadian ledakan bom tersebut, Tim Mawar mulai berencana untuk menangkap sejumlah aktivis yang terlibat. Terlihat bahwa pemerintah sangat menghalangi-halangi aktivitas aktivis yang pro-demokrasi.

Hingga keluarga dan teman aktivis pro-demokrasi melaporkan kepada Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS) bahwa ke-23 aktivis pro-demokrasi ini tidak ada kabar lagi. Namun, akhirnya setelah penantian panjang, kesembilan aktivis dipulangkan, satu aktivis dilaporkan meninggal, dan 13 aktivis lainnya hilang hingga saat ini tanpa kabar.

Kejadian di tahun 1997 dan 1998 merupakan buntut peralihan kekuasaan dari Orde Lama menjadi Orde Baru. Setelah Soeharto menjadi Presiden, hal yang dilakukannya adalah depolitisasi atau penghapusan kegiatan politik di Indonesia. Para menteri tidak diizinkan membuat kebijakan mereka sendiri, melainkan mereka harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang diformulasikan oleh Presiden. Makin lama, pemerintahan yang dipegang oleh Soeharto makin otoriter. Namun, pada era 1990-an, pemerintah Orde Baru makin kehilangan kontrolnya, ketika masyarakat Indonesia makin tegas dalam menyampaikan keresahan yang dirasakannya. Demonstrasi pun terjadi di mana-mana.

Puncaknya pada 1997/1998, banyak aktivis, masyarakat, dan mahasiswa yang gencar menyuarakan keresahan terhadap pemerintahan Indonesia, mulai dihilangkan oleh negara. Ke-13 aktivis berasal dari berbagai organisasi, seperti Partai Demokrat Indonesia (PDI), PDI Pro Mega, Mega Bintang, dan mahasiswa.

Menurut kesaksian dari aktivis yang dilepaskan, hampir semua orang yang diculik Tim Mawar itu mendapatkan kekerasan fisik, seperti diinterogasi dengan dipukul, ditendang, ditelanjangi, disuruh tidur telentang di atas velbed, tangan diborgol, hingga kaki diikat dengan kabel listrik. Dari kesaksian tersebut, membuat keluarga, teman dekat, masyarakat Indonesia harap-harap cemas, apakah 13 aktivis masih hidup atau sudah meninggal dunia karena siksaan yang berat, sebagaimana dikatakan oleh aktivis lain yang berhasil dibebaskan?

Hingga kini, pihak keluarga bersama masyarakat Indonesia masih menunggu kabar dan mencari keberadaan ke-13 aktivis yang hilang. Mereka mengikuti aksi Kamisan yang dilakukan setiap hari Kamis di depan Istana Negara. Kegiatan tersebut dilakukan oleh keluarga/korban pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia. Adapun organisasi Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi) merupakan organisasi korban dan keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan penghilangan paksa para aktivis.

Dengan adanya aksi dan organisasi tersebut, keluarga dan masyarakat bisa tetap saling menguatkan sesama keluarga korban yang haknya dirampas dan dihilangkan, serta tetap memperjuangkan hak para aktivis yang telah dihilangkan hak asasi manusianya. Hal tersebut diharapkan dari tahun ke tahun bisa tetap diingat dan tetap dikawal sampai tuntas. Menolak lupa, bahwa ada 13 aktivis yang hilang dan sampai saat ini belum didapatkan kabar terbaru atau bahkan jasadnya belum ditemukan.

Jika dibandingkan dengan pemerintahan yang berlangsung sekarang, aturan yang memuat kebebasan bersuara makin menyempit. Apakah suara aktivis yang menggaungkan kesejahteraan untuk rakyat perlahan akan dibungkam? Atau akan didengarkan? Dapat adil dalam segala kebaikan dan sukses meningkatkan kesejahteraan adalah harapan yang besar dari rakyat untuk pemerintah.

Penulis: Hesti Cahyani

Penyunting: Verra Neisya Septiani

Sumber:

https://www.rappler.com/world/indonesia/104187-menolak-lupa-13-aktivis-1998-hilang/

https://nasional.kompas.com/read/2011/03/07/08145646/nasional#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16833466645200&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com

https://m.facebook.com/Ikohiers/

https://m.kumparan.com/kumparannews/peristiwa-penghilangan-orang-secara-paksa-1997-1998-siapa-saja-korbannya-1zcfpQG4NpC#:~:text=Penghilangan%20orang%20secara%20paksa%20mengacu,membahayakan%20serta%20mengancam%20stabilitas%20negara

Kasus Penculikan dan Penghilangan Paksa Aktivis 1997-1998: Siapa Bertanggung jawab??

https://www.merdeka.com/peristiwa/aktivis-98-saya-dipukuli-disetrum-dan-disuruh-mengulum-katak.html

https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/orde-baru-suharto/item180?

https://amp.tirto.id/kisah-tim-mawar-menculik-para-aktivis-1998-ewQk

https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/stori/read/2021/10/28/080000779/daftar-aktivis-yang-diculik-dan-hilang-tahun-1997-1998amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16833421915285&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Fstori%2Fread%2F2021%2F10%2F28%2F080000779%2Fdaftar-aktivis-yang-diculik-dan-hilang-tahun-1997-1998