Penantian Panjang yang Terbayarkan, Mixue telah Bersertifikat Halal

Oleh, Widia Maharani S

Sorot matahari di siang yang masuk lewat jendela mobil terasa begitu menyengat kulit. Bising kendaraan terdengar memenuhi telinga. Mataku berfokus menatap jalanan sebelah kiri dengan tangan kanan merangkul bahu keponakanku yang sedang memakan cokelat. Di perjalanan yang hanya ditempuh 15 menit ini, perhatianku teralihkan pada gerai merah bertuliskan “since 1997”.

“Mixue di sini banyak, ya?” tanya kakak sepupuku yang sambil menyetir diam-diam memerhatikan sekitar. Aku menoleh sebentar, lalu kembali menatap jalanan.

Benar, dengan jarak kurang lebih dua kilometer, aku sudah menemukan tiga gerai bernuansa merah—baru terbaca olehku itu bernama Mixue. “Sepertinya, ini merek es krim terbaru yang ada di Tasikmalaya,” pikirku kala itu.

Awalnya, aku tidak terlalu mementingkan berapa banyak gerai tersebut di kotaku ini. Namun, beberapa lowongan kerja di cabang-cabang baru Mixue Tasikmalaya yang muncul di beranda sosial media, membuatku penasaran ada berapa banyak gerainya di sini. Cepat sekali merek es krim dan teh itu membuka cabang baru.

Ternyata, persebaran yang unik mengundang perhatian netizen. Bukan hanya aku, bahkan ketika gencar-gencarnya ekspansi es krim dan teh ini ramai dibicarakan, sosial mediaku dipenuhi Mixue. Saat itu, setiap hari dan hampir setiap me-refresh sosial media, Mixue selalu muncul, entah berupa video maskotnya menari, reaksi dan komentar netizen, sampai meme.

Setelah kucari tahu dan membaca beberapa tweets tentang Mixue, aku akhirnya paham kenapa merek itu memiliki banyak cabang dengan cepat. Ekspansi cepat yang dilakukannya membuat netizen menjuluki merek ini  “Pencari Ruko Kosong”. Karena ekspansinya yang unik, maskot Mixue yang bernama Xuě Wáng (Snow King) disebut sebagai Malaikat Pencatat Ruko Kosong. Panggilan yang tak terduga. Sekarang, siapa sih yang tidak mengenal produk asal Negeri Tirai Bambu yang memiliki maskot boneka salju memegang tongkat cone ini?

Malam hari tanpa dikejar tenggat tugas, aku membuka Google untuk mencari tahu tentang merek itu. Ternyata, Mìxuě Bīngchéng (蜜雪冰城) merupakan usaha waralaba es krim dan teh yang dimiliki oleh Zhang bersaudara. Sang pencari ruko kosong ini berasal dari Zhengzhou, Henan, Tiongkok. Tahun didirikannya sesuai dengan kalimat “since 1997” yang terpampang jelas di setiap gerainya. Ya, Mixue didirikan pada 1997.

Aku membenarkan posisi duduk ketika satu fakta yang menarik atensi. Mixue ternyata bermula dari es serut. Zhang Hongchao yang merupakan pendiri usaha ini awalnya hanyalah seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu di tempat penjual es serut. Modal awal pendirian usaha Zhang ini berasal dari pinjaman yang diberikan sang nenek dengan nominal 4000 Yuan atau setara dengan Rp7.000.000,00 rupiah kala itu. 

Aku mendekatkan wajah ke layar laptop. Hongchao pernah mengalami keterbatasan modal. Bukan menyerah karena mengalami keterbatasan modal, pria asal Zhengzhou ini memanfaatkan kecerdasan dan kreativitasnya untuk merakit peralatan sendiri. Mesin untuk memproduksi es serut dirakit dengan menggunakan motor, meja putar, dan pemotong. Sempat merinding saat mengetahui informasi ini, tetapi aku juga dibuat takjub.

Di awal usahanya berdiri, Hongchao hanya menyediakan tiga produk, yaitu es krim, es serut, dan smoothie. Sedangkan, teh susu mulai dijual ketika bisnisnya berangsur-angsur berkembang. Keuntungan sebesar 100 Yuan atau Rp175.000,00 rupiah per hari cukup memuaskan bagi Zhang. Jangan lupa bersyukur atas apa yang sudah didapat, menjadi pelajaran lain yang bisa ditangkap dari kisah pemilik Mixue.

Tahun 2007, menjadi awal mula Hongchao membuka franchise dengan belasan gerai yang dibuka di provinsi asalnya, Henan. Di tahun berikutnya, 2008, cabang Mixue berkembang cepat. Mixue memiliki 180 cabang dan terdaftar sebagai perusahaan di tahun tersebut. Selanjutnya, di tahun 2010, untuk pengembangan waralaba di seluruh negeri, Mìxuě Bīngchèng memilih melakukan kerja sama dengan Zhengzhou Baodao Trading Co., Ltd.

Di tahun 2012, pembangunan pusat pabrik mulai dilakukan untuk mencapai rantai pasok dan swasembada (usaha mencukupi kebutuhan sendiri). Dua tahun berikutnya, pusat logistik perusahaan ini didirikan. Bertempat di Kota Jiaozuo, Henan, pendirian pusat logistik ini bertujuan untuk mengirimkan materi gratis kepada seluruh cabang.

Pada 2018, Vietnam menjadi negara pertama yang menjadi pilihan Hongchao untuk melebarkan sayapnya ke luar Tiongkok. Sementara, Mixue mulai “menjajah” ruko kosong di Indonesia pada tahun 2020 dengan gerai pertamanya beralamat di Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas No. 58A, Tamansari, Kota Bandung. Dari Cihampelas itulah akar Mixue berkembang di Indonesia. 

Sore hari di tanggal 15 Februari 2023, guliran tanganku di sosial media terhenti seketika. Sebuah menfess ber-captionAlhamdulillah, mixue udah halal. Ga sabar mau nyobain, rekomendasiin menu enak dong” mengalihkan atensiku dari niat awal untuk fangirling menjadi menekan menfess tersebut. Menu-menu rekomendasi pun memenuhi balasan menfess-nya.

Tanpa sadar, resahku meluap. Senyumku merekah, hal yang kutunggu-tunggu sejak lama, akhirnya terjadi. Kehalalan Mixue menjadi salah satu keputusan yang sangat ditunggu. Jempolku menari di atas gawai, menuliskan “Mixue halal” di kolom pencarian Twitter. Beberapa reaksi Warga Twitter terkait kehalalan produk ini muncul. Wah, ternyata selain aku, banyak juga yang menunggu kehalalan Mixue.

Awal mencoba Mixue, saat tidak tahu bahwa merek es krim dan teh itu belum bersertifikat halal. Terkejut, tentu saja. Apalagi, merek ini memang dari luar negeri. Bermaksud menenangkan hati yang gelisah karena hal itu, aku kemudian mencari tahu apa saja bahan-bahan dari es krim Mixue—karena aku baru mencoba es krimnya. Setelah membacanya, aku merasa lebih tenang. Setidaknya, tidak ada bahan yang terindikasi haram—menurut pandanganku.

            Mixue diketahui sudah mengajukan sertifikat halal sejak 2021 ke Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, karena membutuhkan proses yang tidak sebentar, Mixue baru mendapatkan sertifikat halal tersebut di tahun 2023. Sungguh, itu waktu yang lama.

            MUI mengeluarkan Ketetapan Halal setelah menelaah dan mengkaji laporan audit kehalalan yang disampaikan pimpinan Lembaga Pemeriksa Halal Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPH LPPOM MUI). Ketetapan halal dari MUI ini berlaku untuk semua menu di setiap outlet yang ada di Indonesia dan berlaku sampai 16 Februari 2027.

            “Bahan produk Mixue telah memenuhi standard halal yang ditetapkan MUI. Semua bahan yang digunakan halal dan suci, serta proses produksinya terjamin kesuciannya,” ujar Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh, kepada MUIDigital pada Kamis (16/2) dikutip dari laman resmi MUI.

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama Republik Indonesia akan mengeluarkan Sertifikat Halal terhadap Mixue Ice Cream and Tea, setelah surat Ketetapan Halal MUI terbit. Langkah manajemen produk ini mendapat apresiasi dari Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Miftahul Huda, karena upayanya dalam proses penghalalan terhadap semua produk.

“Sebelumnya, proses pemeriksaan halal terhadap Mixue membutuhkan konfirmasi ulang  karena ada salah satu bahan yang harus ditelusuri, yaitu bahan flavour yang berasal dari Cina,” ujar Miftahul Huda.

            Penghalalan Mixue tentu memberikan berita bahagia bagi para pecinta es krim yang masih ragu untuk mencoba. Banyaknya gerai Mìxuě Bīngchéng di Indonesia membuat konsumen tidak perlu risau akan mengantre panjang. Harga yang murah dan porsi yang banyak menjadi daya tarik dari merek yang dimiliki oleh Zhang Hongchao ini.

Memiliki pusat pergudangan dan logistiknya sendiri, tidak heran kenapa Mixue memiliki harga jual barang yang murah. Hal ini karena siklus transit Mixue dipersingkat. Biaya inventaris dan biaya penyimpanan pun dikurangi. Kalian tahu tidak kalau Mixue ini menjadi merek minuman pertama di Tiongkok yang pengiriman logistiknya gratis? Ternyata, itu juga menjadi alasan mengapa harga es krim dan teh ini ramah di kantong, lho

Di negara asalnya, Tiongkok, es krim dan teh yang memiliki lirik awal jingle “你爱我,我爱你” (nǐ ài wǒ, wǒ ài nǐ) ini memiliki lebih dari 21.000 outlet hingga Maret 2021. Di Indonesia, gerai yang memiliki keuntungan sebesar 10,3 miliar Yuan per tahun 2021 ini punya lebih dari 300 cabang. Sementara, di Tasikmalaya, Mixue memiliki lebih dari 15 gerai—termasuk yang di kota dan kabupaten.

Ditetapkannya Halal oleh MUI untuk Mixue Ice Cream and Tea menjadi kesempatanku untuk kembali mencoba es krimnya—aku sangat menyukai es krim. Tentunya, aku mencoba menu lain, yaitu Berry Bean Sundae dan Oreo Sundae. Dua menu yang kucoba kemarin, benar-benar enak! Mungkin menu itu bisa menjadi menu favoritku. Tapi, aku harus mencoba menu lain juga. Aku yakin menu lain pun tidak akan mengecewakan—atau malah menjadi menu favoritku lagi.

Penyunting: Amalia Firda Farhaniah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *