Oleh Siska Fajarrany
Jurusan Manajemen 2015

Judul : Dilan 1991
Genre : Drama, Romance
Sutradara : Fajar Bustomi dan Pidi Baiq
Pemeran : Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Ira Wibowo, Happy Salma, Maudy Koesnadi, Adhisty Zara, Bucek, Afrizal, Farhan, Jarome Kurnia, Debo, Yoriko Angeline, Omera Esteghlal, Andovi, dan Zulfa Maharani
Durasi : 2 jam 1 menit
Liris : 28 Februari 2019

Dilan 1991 berhasil mencapai 4 juta penonton pada hari ke-9 tayang di Bioskop. Hal itu membuktikan bahwa kisah cinta tokoh utama; Dilan dan Milea, berhasil membuat pensaran masyarakat Indonesia. Keberhasilan Dilan 1991 adalah buah hasil dari keberhasilan film sebelumnya, yaitu Dilan 1990. Belum lagi novel fenomenal Pidi Baiq yang berhasil membuat pembacanya penasaran siapa sebenarnya Dilan dan Milea di kehidupan nyata.
Berawal dari novel, tokoh Dilan dan Milea disebut-sebut sebagai pengganti Cinta dan Rangga dalam Film Ada Apa Dengan Cinta. Berlatar Kota Bandung dengan nuansa tahun 1991, Dilan berhasil membuat baper para penonton. Selama menonton Dilan 1991, penonton akan terbawa suasana dan merasakan masuk ke dalam ceirta, karena ceritanya begitu ringan dan hampir semua orang akan berkata, “Aku pernah ada di posisi seperti itu.”
Berbeda dengan Dilan 1990, Dilan 1991 lebih menguras emosi karena begitu banyak konflik dalam kehidupan Dilan dan Milea. Dilan yang tidak ingin dikekang dan Milea yang ingin didengar oleh sang Kekasih. Sama halnya dengan hubungan percintaan pada umumnya, di tengah-tengah kebahagiaan akan ada konflik yang menguji hubungan. Dilan terancam dipecat dari sekolah akibat perkelahiannya dengan Anhar. Ditambah meninggalnya Akew karena pengoroyokan, membuat Dilan dan teman-teman Geng Motornya ingin balas dendam. Mengetahui hal itu, Milea begitu cemas dengan masa depan Dilan. Milea tidak mau Dilan bernasib sama dengan Akew. Tanpa berpikir panjang, dengan isak tangis yang menderai, Milea mengancam akan mengakhiri hubungungannya dengan Dilan jika Dilan tetap akan berkelahi untuk membalaskan dendamnya. Di tengah-tengah masalah itu, munculah tokoh baru yaitu Yugo yang merupakan anak dari sepupu jauh ayahnya Milea yang baru pulang dari Belgia. Kebersamaan Yugo dan Milea, membuat Yugo jatuh hati pada Milea. Sampai suatu ketika, ada momentum saat Yugo memberikan perlakukan yang tidak diinginkan Milea karena ia hanya mencintai Dilan.
Bukan hanya ceritanya yang ringan, penulis dengan cerdik menyisipkan humor di tengah-tengah romantisnya percintaan Dilan dan Milea. Meski diselingi dengan humor, namun tidak menghalangi keromantisan film ini. Penonton disajikan tontonan yang tidak monoton, akan selalu ada hal-hal tidak terduga yang muncul walaupun sudah membaca novelnya sekalipun.
Pemeran Milea; Vanesha Prescilla mampu menarik perhatian penonton. Penonton terbawa suasana hati yang dirasakan Milea. Mulai dari kekeselannya pada Dilan yang tidak menuruti keinginannya, kesedihannya saat diperlakukan tidak semestinya oleh Yugo dan kebingungannya untuk menghentikan Dilan agar tidak berkelahi lagi. Namun di sisi lain, Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan juga mampu membuat penonton menggerutu akan sikapnya. Vanesha dan Iqbaal berhasil menjadi pasangan yang menguras emosi penonton.
Meski film ini sudah berupaya untuk memberikan latar suasana tahun 1991, namun masih ada beberapa yang terlupakan. Misalnya, saat adegan Milea dan Yugo dalam Bioskop. Tidak ada perubahan atau perbedaan dengan bioskop jaman sekarang, tahun 2019. Hal itu membuat penonton salah fokus dan bertanya-tanya, “Kok tahun 91 bioskopnya sudah bagus?” Selain itu, ada beberapa penonton yang memperdebatkan perihal sponsor yang ikut tampil di film tersebut. Mulai dari teh botol sosro yang kemasannya sudah kekinian, lalu Sari Roti yang lagi-lagi membuat penonton bertanya, “Memangnya tahun 91 sudah ada sari roti?” Dan yang paling menonjol adalah gambar logo loop yang ada di samping eskalator mall yang sedang didatangi Milea dan keluarganya.
Dilan 1991 tidak hanya disukai oleh remaja, dewasa, namun orang tua juga. Banyak ABG (Anak Baru Gede) atau remaja tanggung yang menonton film tersebut tanpa pengawasan orang tua, bahkan mereka terlihat berpasang-pasangan. Dilan 1991 memang tidak memperlihatkan dengan jujur adegan-adegan untuk 17 tahun ke atas, namun anak-anak SMP pasti paham maksudnya kemana. Sangat tidak baik untuk dicontoh, apalagi ada beberapa adegan yang memperlihatkan Milea menyandarkan kepalanya ke bahu Dilan atau rangkulan Dilan ke bahu Milea. Hal ini menjadi tanggungjawab orang tua dalam mengawasi anaknya dalam memilih tontonan, pihak bioskop juga seharusnya memiliki prosedur untuk tidak memperbolehkan penonton masuk pada film yang tidak sesuai dengan usianya.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan Film Dilan 1991, film ini tetap cocok untuk dinikmati dan mengisi waktu libur di akhir pekan. Lewat film ini, mungkin ada beberapa yang bisa bernostalgia atau bahkan sedang merasakannya. Cocok ditonton dengan keluarga, teman dan orang-orang terdekat. Dalam 2 jam 1 menit, penonton akan dibanting-banting emosinya, mulai dari bahagia, geli mendengar gombalan Dilan, kesal dengan sikap Milea yang tergesa-gesa, menggerutu dengan Dilan yang so jagoan, dan kesedihan saat mereka memang harus berpisah. Mencintai adalah takdir, menikah itu nasib. Kita bisa berencana dan memilih akan menikah dengan siapa, tapi kita tidak bisa menentukan pada siapa hati kita akan jatuh sejatuh-jatuhnya.
Penyunting: Yyn.y