Oleh: Erika Nofia
Membawa nama Tasikmalaya dalam startup-nya merupakan sebuah hal yang bijak. Mereka merasa Tasikmalaya mampu berkontribusi dalam hal mengembangkan teknologi IoT (Internet of Things) guna menghadapi revolusi industri 4.0. Tasik Inovasi didirikan pada tahun 2019 atas dasar peduli pada pengembangan sumber daya manusia di Tasikmalaya. Hingga saat ini, segudang inovasi telah dibuat.
Wildan Hifzy, mahasiswa asal Kota Hujan ini merupakan pelopor dari startup yang baru dibentuknya setahun lalu. Namun, sebelumnya Wildan merasa ia tidak mungkin dapat bekerja seorang diri. Wildan membutuhkan banyak kepala untuk ide dan gagasan lain. Atas dasar ini pula, Wildan kemudian mengumpulkan lima orang temannya untuk bergabung.
Terbentuklah sebuah startup bernama “Tasik Inovasi” yang bergerak di bidang teknologi IoT (Internet of Things). Nama Tasik Inovasi diambil karena Wildan dan kawan-kawannya merasa berterima kasih telah diberikan tempat tinggal, tempat menuntut ilmu, dan tempat menciptakan semua inovasinya di Tasikmalaya. Saat ini, Tasik Inovasi telah memiliki lokasi workshop-nya sendiri yang bertempat di Cikalang, Kota Tasikmalaya.
Lima orang tersebut di antaranya Wildan Hifzy selaku Founder dan CEO Tasik Inovasi, M. Fadillah Putra selaku Co-Founder dan Chief Operating Officer, M. Arif Ramdani selaku Co-Founder dan Chief Finance Officer, Tedi Apriyadi selaku Co-Founder dan Chief Marketing Officer, dan Angga Setiawan selaku Chief Technology Officer dan Co-Founder. Mereka semua merupakan mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2016 Universitas Siliwangi. Sejak didirikan pada 2019, Tasik Inovasi telah memiliki segudang prestasi yang diraih. Para Founder ini ingin mengenalkan Tasik Inovasi melalui manfaat dari inovasi teknologi yang mereka ciptakan.
Wildan dan kawan-kawannya merasa diperlukan adanya aksi nyata yang bukan sekadar kata-kata. Hal tersebut untuk membantu Tasikmalaya mengembangkan sumber daya manusianya guna menghadapi revolusi industri 4.0. Tidak sembarangan, mereka menciptakan berbagai inovasi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sehari-hari. Hingga berkembang saat ini, Wildan merasa manfaat dari alat yang mereka buat sudah dirasakan oleh lingkungan, khususnya para pelajar.
Berbagai macam lomba diikutsertakan dan menghasilkan berbagai macam kejuaraan pula. Salah satu yang paling berkesan bagi Wildan dan tim ialah berada di posisi 1 dalam lomba yang diselenggarakan oleh Kemenperin dan Kemenkominfo yang bekerja sama dengan IoT Indonesia dalam skala nasional. Mereka juga pernah menjuarai kategori lomba berskala internasional. Hingga yang terbaru, mereka memperoleh juara harapan 2 pada kompetisi yang diselenggarakan oleh IPDN. Itu hanyalah secuil dari segunung prestasi yang telah diraih oleh mereka.
“Kalo gak ada corona, harusnya udah di Singapura buat pelatihan dan inkubasi tentang Startup Technology, tapi dibatalkan semua,” kata Wildan.
Selain mengikuti berbagai kompetisi, Wildan dan tim juga turun langsung ke sekolah. Aksi nyata ini dilakukan dengan memberikan pengajaran hingga pemberian KIT IoT bagi sekolah yang sudah bekerja sama. Mereka juga memberikan mentor yang sudah diberikan pelatihan untuk dapat membantu memberikan pengajaran. Alat yang mereka ciptakan pun sudah mulai digunakan oleh masyarakat.
Dari sekian banyak inovasi yang mereka ciptakan, beberapa di antaranya telah bekerja sama dengan perusahaan. Ada pula yang sudah masuk ke dalam industrial grade untuk siap digunakan. Alat-alat tersebut sebagai berikut:
1. X-SHRIMP, sebuah alat yang berguna untuk memantau dan mengontrol tambak udang. Contohnya mengatur kualitas air secara otomatis yang dapat dilihat melalui website dan aplikasi secara realtime.
2. X-Cube, sebuah alat untuk memonitoring dan proteksi mesin ATM.
3. Smart Panel Surya.
4. Smart PJU, ialah lampu jalan yang bisa dinyalakan dan dimatikan melalui internet. Dayanya juga dapat dimonitor serta dapat mengetahui kualitas dari tiap-tiap lampu jalan tersebut melalui website.
5. Bilik disinfektan, inovasi yang baru saja diresmikan oleh pihak Universitas Siliwangi. Alat tersebut berupa bilik berbentuk kubus. Melalui sistem sensor, tanpa memerlukan adanya kontak dengan device, ketika masuk kedalamnya, maka sensor akan membaca tubuh manusia dan akan secara otomatis menyemprotkan disinfektan.
“Kita bikin bilik disinfektan ini atas dasar kepedulian sosial, gak mengharapkan profit dan keuntungan,” ujar Wildan melalui voice note di Whatsapp.
Ketika ditanya apakah pihak lembaga, baik jurusan, fakultas, maupun rektorat mengetahui keberadaan startup mereka, Wildan menjawab bahwa mereka sudah mengetahui.
“Jurusan udah tau dari lama. Fakultas (juga sudah) tau. Gak tau, deh, tau beneran atau (hanya) pura-pura tau. Bercanda, deh, tau, kok. Fakultas juga tau. Untuk rektorat, kayanya baru tau tadi pas kita nyerahin bilik disinfektan,” tutur Wildan sembari tertawa.
Mengenai modal, Wildan menjelaskan bahwa donatur utama startup mereka yaitu mereka sendiri. Walau terkadang ada beberapa pihak sponsor yang membantu dalam hal pendanaan melalui link-link terdekat. Pihak lembaga pun, kata Wildan, turut membantu dalam berkembangnya startup mereka. Sementara ini, Tasik Inovasi telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan terkemuka. Perusahaan tersebut di antaranya XL-Axiata, PT. Solu Filantropi Teknologi, hingga eFishery. Bukan hanya pihak luar, Tasik Inovasi juga bekerja sama dengan komunitas Electrical Control yang berada di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Elektro (HME).
Mengenai perekrutan, untuk sementara ini Tasik Inovasi memfokuskannya untuk mahasiswa Teknik Elektro. Namun, jalan tetap terbuka bagi mahasiswa jurusan lain yang berminat untuk menjadi bagian dari startup di bidang teknologi ini. Peminat hanya perlu menghubungi Wildan selaku founder untuk kemudian diminta memenuhi persyaratan. Berkaitan dengan persyaratan juga, Wildan mengatakan bahwa untuk sementara, persyaratan belum bisa disebarluaskan. Hal ini karenakan seperti yang sudah dikatakan, perekrutan difokuskan bagi mahasiswa Teknik Elektro.
Dalam waktu dekat, setelah bilik disinfektan dapat diperbanyak dan didistribusikan di wilayah Kota Tasikmalaya serta setelah wabah corona mereda, Tasik Inovasi akan kembali membuat sebuah inovasi yang akan diberi nama Fishery Helper. Alat ini nantinya akan membantu nelayan dalam pekerjannya. Alat lainnya yaitu alat timbangan otomatis untuk menimbang beras agar lebih akurat. Alat ini juga nantinya dapat membantu petani dan pedagang beras dalam pekerjannya.
Wildan dan timnya berharap, masyarakat dapat mengenal mereka (Tasik Inovasi) yang mengerti di bidang teknologi. Mereka berharap startup-nya dapat dikenal melalui manfaat dari alat yang mereka buat. Sebab, beberapa bermanfaat alat tersebut telah dirasakan oleh masyarakat. Lebih spesifik, Wildan dan kawan-kawannya memiliki harapan tersendiri untuk Tasik Inovasi.
“Terus tumbuh dan berkembang untuk memajukan Tasik di bidang teknologi untuk menghadapi revolusi industri 4.0,” ucap Wildan sekaligus menutup voice note-nya.
Penyunting: Ana