Gemercik News-Universitas Siliwangi (21/11). Wisuda periode I Tahun Akademik 2020/2021 akan dilaksanakan tanggal 24 November 2020 secara daring dan luring dengan jumlah wisudawan sebanyak 720 orang. Kehadiran wisudawan secara luring di Universitas Siliwangi hanya diwakilkan sebanyak 30 orang saja, sedangkan 690 wisudawan lainnya melaksanakan wisuda secara daring.
Selaras dengan dikeluarkannya surat edaran pemberitahuan wisuda nomor 1258/UN58/KM/2020, hal tersebut juga disampaikan oleh Prof. Dr. Budy Rahmat, Ir., MS selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.
“Jadi kita hanya mewakilkan yang tampil (hadir) di sini (Universitas Siliwangi) itu 30 wisudawan saja, selebihnya 690 (wisudawan) itu (melaksanakan wisuda) di rumahnya masing-masing ya,” jelas Prof. Budy yang ditemui di ruangannya.
“Kenapa di perkecil, diperketat? Terkait dengan kondisi Unsil sendiri kan. Kondisinya zona merah, mau tidak mau lebih berhati hati lagi,” tambah Prof. Budy.
Penentuan perwakilan wisudawan sebanyak 30 orang yang melakukan wisuda secara luring tersebut dipilih berdasarkan lulusan terbaik se-Universitas dan terbaik di masing-masing jurusan, serta lulusan tercepat di Universitas dan tercepat di masing-masing fakultas.
“Dan kalau ada yang sama (lulusan tercepat dan terbaik se-fakultasnya), maka itu (wisudawannya) akan dipilih yang tidak dari zona merah,” pungkas Prof. Budy.
Budy juga menuturkan kalau pelaksanaan wisuda yang diperkecil jumlah kehadiran secara luringnya tersebut akan berlangsung sebagai mestinya pelaksanaan wisuda digelar sebelumnya secara luring dan daring.
“(Teknis pelaksanaannya) seperti ada pemindahan tali toga dilakukan secara simbolis serta wisudawan semuanya akan disebut satu per satu,” kata Prof. Budy.
Lain halnya dengan wisuda periode II TA 2019/2020, pelaksanaan wisuda saat ini tidak diawasi oleh BPBD dan Satgas COVID-19 Kota Tasikmalaya, akan tetapi hanya melaporkannya saja.
“Beda dengan yang kemarin (wisuda periode II TA 2019/2020) karena banyak yang hadir luring, selama tiga hari itu harus melibatkan mereka (BPDB Kota Tasikmalaya), karena kita (mengawasi keamanan protokol kesehatannya) tidak bisa,” kata Prof. Budy.
Dari pelaksanaan wisuda yang lebih banyak melaksanakannya secara daring tersebut juga tidak ada fasilitas kuota internet yang diberikan dari lembaga kampus Unsil, kata Budy, kuota internet yang dibutuhkan wisudawan tersebut dirasa sudah cukup dipenuhi dari Kemendikbud.
“itu repot lah (pemberian kuota internet) perlu proses waktu yang lama, tapi bisa bisa saja,” tutur Prof. Budy.
“Semua yang bisa difasilitasi dari anggaran, kemudian difasilitasi dari Kemendikbud, tetap kita laksanakan, terutama itu. Kuota untuk pendidikan.” Tutup Prof. Budy.
Reporter: Syahda Ulum & Eva Silvia
Penulis: Syahda Ulum
Penyunting: Jihan