Gemercik News-Tasikmalaya (05/09). Aliansi Tasikmalaya menggelar aksi demonstrasi untuk mengecam tindakan represif kepolisian pada Rabu (04/09) di Polres (Kepolisian Resor) Kota Tasikmalaya. Aksi ini dilakukan lantaran salah satu anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tasikmalaya mendapatkan perilaku intimidatif dari aparat kepolisian saat melakukan aksi demonstrasi mengawal mandat rakyat dalam prosesi pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan press release yang dikeluarkan oleh HMI Cabang Tasikmalaya, terdapat lima poin tuntutan yang disampaikan dalam aksi represif kepolisian, yakni:
- Pecat oknum BRIMOB dengan inisial IAY yang melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap kader kohati Tasikmalaya.
- Pecat oknum kepolisian lainnya yang terlapor dan diketahui melakukan tindakan Represifitas yang sama terhadap massa aksi.
- Transparansikan proses sanksi oknum kepada publik.
- Copot Kapolres Kota Tasikmalaya.
- Jika tidak ada proses yang sama sekali kami akan melakukan pengeboran yang jauh lebih besar dan membawa pelaporan tuntutan ini sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
Ujang Amin sebagai Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi sekaligus Kader HMI Cabang Tasikmalaya menjelaskan bahwa aksi demonstrasi tersebut untuk menuntut pertanggungjawaban oknum polisi pada aksi di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya. Amin juga menyayangkan pada aksi lanjutan tersebut, tindakan represif kembali diterima oleh massa aksi.
“HMI Cabang Tasikmalaya mendapatkan perilaku intimidatif dan kelaliman dari aparat kepolisian!” ujarnya saat orasi di aksi tersebut.
Mereka berencana untuk melaporkan tindakan represif yang dilakukan oknum kepolisian saat aksi di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya dan di Mako Polres Tasikmalaya Kota ke Polda Jabar. Selain itu, HMI Cabang Tasikmalaya telah mencatat perlakuan represif itu dalam sebuah berkas.
“Mendorong secara sengaja dengan tidak berprikemanusiaan terhadap salah satu kader kohati cabang Tasikmalaya yang tidak bersenjata dan tidak menunjukkan sikap ancaman kepada aparat kepolisian. Padahal Kader Kohati berada dalam posisi di belakang para demonstran yang menunjukkan tempat yang aman bagi perempuan,” jelas Ujang Amin.
“Tidak berhenti di sana, aparat hukum dari kesatuan kepolisian Brimob tersebut juga melakukan perusakan alat aksi sehingga terjadi kerusakan yang signifikan. Terjadi pemukulan terhadap beberapa massa aksi yang melakukan demonstrasi pada saat itu, sehingga menimbulkan luka fisik pada beberapa demonstran,” lengkapnya tertulis dalam naskah tersebut.
Setelah berjam-jam berorasi dan sempat terjadi sedikit kericuhan, Kompol Iyus Ali Yusuf menemui massa aksi di luar Polres Kota Tasikmalaya untuk meminta maaf.
“Saya Kompol Iyus Ali Yusuf, Komandan Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Jawa Barat, atas nama pribadi saya ikhlas, saya ridho dari lubuk hati yang paling dalam. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian kemarin, itu murni dari kesalahan saya sebagai manusia,” tutur Kompol Iyus Ali Yusuf, Komandan Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Jawa Barat (Jabar).
Namun, terkait dengan tuntutan yang disampaikan oleh massa aksi, pihaknya menyerahkan kepada pimpinan.
“Terkait dengan tuntutan rekan-rekan, saya serahkan kepada pimpinan. Karena saya punya pimpinan, ada mekanisme yang harus dilalui,” jelas Iyus.
Selain itu, AKBP Joko Sulistiono sebagai Kapolres Tasikmalaya Kota juga turut meminta maaf atas tindakan berlebihan saat pengamanan pelantikan DPRD Kota Tasikmalaya.
“Saya selaku Kapolres Tasikmalaya Kota dari lubuk hati paling dalam, kami memohon maaf atas tindakan berlebihan saat pengamanan dalam rangka pelantikan DPRD Kota Tasikmalaya,” kata Joko.
Terakhir, Joko juga meminta semua pihak agar dapat menjaga kondisi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di wilayah Kota Tasikmalaya.“Tentunya, kami ingin semua pihak, mari jaga kondisi kamtibmas dan saya selaku Kapolres siap dievaluasi dalam melaksanakan tugas sebagai Kapolres,” ucap Joko.
Reporter: Tim Redaksi Gemercik Media
Penulis: Diana Puspitasari
Penyunting: Putri Nurhasna Irani