Gemercik News-Tasikmalaya (07/05). Mahasiswa di Kota Tasikmalaya menggelar aksi refleksi dalam rangka Hari Buruh dan Pendidikan Nasional dengan menyoroti berbagai isu terkait pendidikan dan kesejahteraan guru. Aksi ini berlangsung di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya pada Senin (06/05) dengan diikuti oleh sekitar 150 orang.
Di antara peserta aksi tersebut adalah Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tasikmalaya, yang mewakili 24 kampus, serta Aktivis Cipayung Plus yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Hima Persis.
Syamil Fadillah, sebagai koordinator lapangan, menjelaskan bahwa aksi ini menyoroti dua tuntutan utama yang terdiri dari sembilan poin, termasuk lima poin terkait masalah guru dan empat poin terkait masalah pendidikan.
“Untuk poin guru itu seperti yang saya ucapkan bahwasannya banyak sekali Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dan Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK), serta kesejahteraan guru tidak ada di sana, guru honorer juga sangat disayangkan sekali karena hanya beberapa saja yang diangkat menjadi P3K,” tutur Syamil saat ditemui Gemercik pada Senin (06/05/2024).
Syamil menegaskan bahwa aksi ini mengajukan tuntutan kepada pemangku kebijakan ialah terkait isu pendidikan dan kesejahteraan guru, termasuk ketidakadilan dalam upah, fasilitas pendidikan yang tidak memadai, serta minimnya pengangkatan guru dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
“Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Kota Tasikmalaya sebesar 2,5 juta, sementara Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) lebih rendah. Pendidikan di Kota Tasikmalaya memiliki banyak sekali permasalahan, salah satunya adalah fasilitas yang tidak layak. Juga hanya 141 guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang diangkat di Kota Tasikmalaya,” jelas Syamil.
Syamil juga berharap agar pemangku kebijakan tidak hanya memberikan respons seremonial, tetapi segera mencari solusi atas permasalahan yang disampaikan.
“Saya berharap semoga pemangku kebijakan bukan hanya seremonial saja ketika audiensi, tetapi langsung kerja serta gerak untuk mencari solusinya,” pungkas Syamil.
Reporter: Tim Redaksi Gemercik
Penulis: Silvia Ripa Nurkaromah Penyunting: Hanna Juliana