Gemercik News-Universitas Siliwangi (17/11). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsil menggelar kegiatan Euphoria Festival Universitas Siliwangi. Acara ini berlangsung dari 10-14 November 2021. Namun, di tengah kegiatan, pihak kemahasiswaan melaporkan kepada bagian PKIE terjadi kericuhan pada Jumat (12/11), yang melibatkan mahasiswa dari Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Akibatnya, pihak kampus mencabut perizinan kegiatan tersebut melalui Surat Pencabutan Izin Kegiatan No. 2044/UN58/KM/2021 pada Senin (15/11).

Tanggapan Wakil Rektor 3 (Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsil)

Prof. Dr. H. Budy Rahmat, Ir., MS., selaku Wakil Rektor (Warek) 3 menuturkan bahwa pihak kampus telah melakukan monitoring terhadap kegiatan ini. Monitoring dilakukan oleh bagian kemahasiswaan dan PKIE melalui foto serta video kegiatan.

“Ada (monitoring berupa) laporan foto dan video dari bagian kemahasiswaan dan PKIE,” tutur Budy.

Mengenai perizinan, Budy memaparkan bahwa sebelumnya kegiatan ini diberi izin dengan beberapa syarat yang harus dilakukan.

“Virtual game dan di lapangan maksimal 30 orang. Sudah direkomendasi oleh PKIE. Dengan protokol kesehatan tentunya,” jelas Budy.

Dari kejadian tersebut, Budy menghimbau agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.

“(Kejadian ini) harus jadi pelajaran. Niat ingin mengikat persaudaraan malah jadi konflik. Siapapun panitia akan berat kalau lomba menimbulkan fanatisme sempit (antar) fakultas/jurusan,” tutur Budy.

Tanggapan Ketua BEM Unsil 2021

Selaku Ketua BEM Unsil sekaligus penanggungjawab kegiatan Euphoria Festival 2021, Gilang Gustiawan menjelaskan bahwa pihak BEM Unsil menghargai keputusan antara BEM FT dan BEM FKIP untuk tidak memperpanjang bahasan soal kericuhan yang terjadi antara kedua fakultas tersebut.

Terkait status kegiatan ini, Gilang menyampaikan bahwa ada kemungkinan kegiatan akan berlanjut, mengingat pertandingan final belum dilaksanakan, dengan ketentuan pelaksanaan di luar lingkungan kampus dan tanpa penonton.

“(Status kegiatan S3C ini) sudah selesai ketika berbicara administratif, legalitas dari lembaga. Belum selesai ketika kita berbicara tentang si yang (siapa) juara-juara ini,” jelas Gilang.

Selanjutnya, Gilang juga menambahkan ada dua opsi yang bisa panitia lakukan untuk kelanjutan kegiatan ini.

“Karena kan kita berhubungan dengan beberapa fakultas, otomatis nanti bakal ada beberapa opsi, bisa dilanjut atau engganya. Kalau tidak oke, kalau dilanjut hayu tapi di luar (lingkungan) Unsil dan tanpa penonton,” tambah Gilang.

Press Release di Akun Instagram Resmi BEM Unsil

Menyikapi kejadian tersebut, BEM Unsil mengeluarkan press release di akun Instagram @bemunsil pada 14 November lalu, yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak (FT dan FKIP). Dalam press release tersebut, pihak BEM mengaku berupaya menjelaskan kronologis dengan sebenar-benarnya.

Dalam postingan tersebut tertulis, bahwa kericuhan bermula saat salah satu supporter FT mengambil kursi wasit badminton dari GOR Mahsud dan mengakibatkan supporter FKIP sempat tidak menerimanya. Situasi semakin panas ketika pertandingan basket antara keduanya dimulai. Di mana beberapa supporter mulai memasuki lapangan ketika mereka menilai bahwa wasit tidak berlaku adil terhadap pelanggaran yang dilakukan pemain FKIP.

Reporter: Syahda Ulum, Erin, & Khumairoh

Penulis: Khumairoh Penyunting: Rini