Karya seni merupakan penciptaan abadi, dimana akan terkenang selamanya. Berkat itulah para seniman selalu dikenang meskipun raga tak lagi di dunia dan nyawa tak lagi bisa menghasilkan suatu pencapaian berharga. Dikenangnya seorang seniman terbukti dari banyaknya syair yang masih berkumandang maupun buku yang tetap dijadikan sumber bacaan.

Berkarya itu penting, mungkin semua orang ingin dirinya dikenang, entah sebagai penyanyi, penulis, maupun sosok yang dapat selalu menginspirasi. Sebenarnya tak butuh banyak karya untuk dikenang, cukup pada satu keahlian yang menjadi minat dan bakat, yang kemudian didalami untuk menjadi lebih hebat.

Orang-orang banyak yang berharap dirinya dikenang, namun tak melakukan apapun untuk pencapaian tersebut. Untuk apa dikenang? Apakah pencapaian tersebut hanyalah sebatas eksistensi? Untuk apa berkarya? Apakah karya hanya untuk dikenang? Pertanyaan seperti itu sangat lazim hadir dalam benak orang-orang yang merasa karya bukanlah masalah penting, hanya sebuah kebahagiaan dunia dan pemuas selama hidup pun cukup. Padahal, berkarya adalah berinovasi, berkarya adalah menunjukkan diri, berkarya adalah ibadah karena di dalamnya akan menjadi pembelajaran suatu saat nanti.

Seperti para penulis gurindam yang akhirnya memberi pembelajaran mengenai makna dalam syair, atau para seniman yang menunjukkan siapa dirinya, menunjukkan bahwa inilah dia yang bisa menghasilkan sesuatu lewat pemikirannya, pun berinovasi lewat karya para pembuat mobil-mobil canggih dengan kecepatan super atau modifikasi yang sangat menarik.

Berkarya itu penting, bukan hanya menjadi kepentingan pribadi, namun juga menjadi kepentingan bersama, karena hasil karya tersebut akan dinikmati oleh orang lain. Tidak perlu takut berkarya, karena semakin banyak kita berkarya, maka akan semakin kita terasah untuk menjadi yang terbaik dalam berkarya. Berkarya itu mudah jika kita berpikir itu mudah.

Dikenang adalah untuk merasa disayangi, untuk merasa dianggap, serta untuk merasa dihargai. Masih banyak pendefinisian “kenang/dikenang/mengenang” selain pemaparan tersebut. Pencapaian dalam berkarya sebenarnya adalah kepuasan terhadap diri sendiri dahulu atas terciptanya hasil bakat sang seniman, kemudian menjadi suatu kebanggaan ketika hasil bakat atau karya tersebut dilihat dan dinikmati oleh orang lain. Eksistensi hanyalah bonus bagi seniman sejati, karena berkarya adalah bentuk apresiasi terhadap bakat yang dimiliki. Maka berkaryalah, karena semua yang mati tidak akan pernah dikenal lagi. Namun yang berkarya akan tetap hidup bersama karya-karyanya. (Iftihal Muslim Rahman)