Oleh : Eva Silvia Utami

Siapa sih yang tidak kenal dengan buah pare? Mendengar istilah buah pare, pasti identik dengan rasanya yang pahit. Tanaman dengan nama latin Momordica charantina L. atau Pare merupakan tanaman tropis dan subtropis dari famili cucubitaceae. Tanaman ini banyak ditemukan di Asia Selatan, Asia Tenggara, China, Afrika, dan Karibea.

Tak hanya di Indonesia, pare juga dikenal di berbagai mancanegara. Di negara lainnya pare disebut dengan istilah balsam-pear/bitter gourd (Inggris), Peria (Melayu), muop dang/kho qua (Vietnam), mara/phakh/maha (Thailand), ampalaya/amargoso/paria/palia (Pilipina), ku gua/foo gwa (Cina). Penamaan lokal pun beragam, di Jawa disebut dengan paria, pae, pare pahit dan pepareh. Sedangkan di Sumatera dikenal dengan nama prieu, peria, foria, pepare, kambeh, paria, dan prie. Di Sulawesi buah ini disebut poya, pudu, pentu, paria belenggede, dan palia.

Buah pare berbentuk bulat panjang dengan kulit berbintil-bintil tidak beraturan. Bijinya banyak dan berwarna cokelat kekuningan. Warna kulit buahnya hijau ketika mentah dan berubah menjadi hijau oranye ketika matang. Rasa daging buahnya pahit. Rasa pahit berasal dari zat quinine yang tinggi. Zat quinine merupakan alkaloid yang memiliki manfaat sebagai anti peretik (pereda panas), antimalarial, dan juga analgesik (pereda sakit) alami.

Selain kandungan zat quinine, buah pare juga mengandung albuminoid, karbohidrat, zat warna, karantin, hydroxytryptamine, vitamin A, B dan C, serta keratin. Daunnya mengandung  vitamin A, B dan C, saponin, flavanoid, steroid, asam fenolat, alkaloid, dan karotenoid. Sedangkan bijinya mengandung asam lemak, asam butirat, asam palmitat, asam linoleate, dan asam stearat.

Rupanya dibalik rasa pahit buah pare, terdapat banyak sekali khasiat di dalamnya. Buah pare bisa dijadikan sebagai tanaman obat tradisional. Buah pare mampu menjadi obat cacing dan pencahar (obat pencuci perut). Bila digunakan sebagai pemakaian luar, pare dapat mengobati penyakit-penyakit kulit, abses, dan luka bakar. Jika daunnya di jus dapat digunakan sebagai obat kumur untuk mengobati sariawan.

Selain menjadi tanaman obat tradisional, buah pare banyak dipakai sebagai sayur dalam masakan. Meskipun terbilang pahit, rasa pahit buah pare dapat dikurangi. Dikutip dari berbagai sumber, cara-cara berikut dianggap efektif mengurangi rasa pahit pada buah pare; 1) mengupas permukaan kulit pare; 2) direndam di dalam air garam; 3) memeras sari buah pare; 4) merebus pare dengan daun jambu biji.

Khusus bagi ibu hamil dan ibu menyusui, pare sangat bermanfaat untuk membantu mengembalikan berat badan setelah melahirkan serta memperlancar ASI. Namun, perlu diwaspadai untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi buah pahit ini saat dalam masa kehamilan.

Berikut ini beberapa kandungan dari buah pare dengan takaran per 100 gram; Energi: 29 kal, Protein: 1,1 g, Lemak: 0,3 g, Karbohidrat: 6,6 g, Serat: 1,5 g, Kalsium: 45 mg, Fosfor: 64 mg, Zat Besi: 1,4 mg, Vitamin A: 180 IU, Vitamin B1: 0,08 mg, Vitamin C: 52 mg, Air: 91,2 g.

Tetapi terlalu banyak mengonsumsi buah pare rupanya tidak baik. Dilansir pada laman hellosehat.com beberapa studi menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi pare dapat menimbulkan masalah pada rahim, dimana efeknya bisa meningkatkan risiko persalinan prematur. Bagi ibu hamil sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Jadi, jangan berlebihan dalam mengonsumsinya ya teman-teman!

Penyunting : Lili