Gemercik News–Tasikmalaya (24/04). Universitas Siliwangi memberikan bantuan sebesar Rp.25.000, dalam bentuk sembako kepada sekitar 150 orang mahasiswa yang tidak akan pulang kampung selama masa pandemi virus corona.

Pemberian sembako tersebut sudah dilakukan sejak hari Rabu (15/04), dan pemberian selanjutnya akan rutin dilakukan setiap hari Rabu dan Sabtu.


“Kalo gak salah (pemberian awal) hari Rabu, minggu lalu (15/04). Pemberian kedua diundur jadi hari Rabu kemarin (22/04), karena ada penambahan data dari fakultas yang masih masuk satu per satu. Akhirnya data, kita close hari Senin. Hari Selasa belanja, serta baru kemarin (22/04) dibagikan lagi.

Untuk selanjutnya mah sudah tetap, Rabu dan Sabtu,” jelas DR. Asep Suryana Abdurrahmat, Mkes. selaku ketua PKEI.


Asep menuturkan data penerima bantuan sembako diperoleh melalui dua cara, yaitu melalui google form tentang mahasiswa yang tidak akan pulang kampung dibuka dari tanggal 19 Maret 2020 hingga awal April.

Cara kedua karena ada mahasiswa yang sudah pulang kampung dan belum terdata. Dilakukan berdasarkan usulan fakultas masing-masing yaitu melalui pendataan oleh dosen wali yang dilakukan selama dua minggu sejak awal April hingga 14 April 2020.


“Total dari dua jalur tersebut ya dapat angka 150an orang, angka pastinya ada di bagian kemahasiswaan rektorat, cuma kisaran 150-160 orang,” tambah Asep.


Selain itu Asep menjelaskan cara pembagian bantuan tersebut, yang pada awalnya dikirim ke kos masing-masing mahasiswa. Namun, untuk pembagian kedua dan selanjutnya bantuan sembako tidak dikirim melainkan dapat diambil di ruang tamu rektorat.

Syarat dalam pengambilan bantuan sembako ini, mahasiswa hanya perlu membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).


Asep yang juga merupakan Dekan FIK Unsil berharap covid-19 ini cepat berlalu dan tidak pernah kembali lagi. Ia juga mengatakan dirinya harus optimis kalau, setelah tanggal 31 Mei 2020 mahasiswa bisa kembali kuliah seperti biasa. Namun demikian tetap harus memperhitungkan segala kemungkinan berdasarkan variabel yang mempengaruhi penyebaran covid-19 ini.


“Saya dan pimpinan Unsil pastinya sudah memikirkan itu dan mencermati setiap perubahan baik kondisi Tasik maupun nasional. Tidak akan pernah selesai covid ini jika tidak ada disiplin dan keseriusan dari semua pihak dan semua individu di dunia ini. Semua harus concern, berusaha atau ikhtiar dan tetap berdoa berdasarkan keyakinan.” Tutupnya.


Reporter: Sylvia
Penulis: Sylvia
Penyunting: Rini Trisa