Gemercik News-Universitas Siliwangi (29/06). Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan perkuliahan di perguruan tinggi semua zona tetap menggunakan metode secara online. Hal ini tentu berimbas kepada kegiatan ataupun program kerja yang ada di lingkungan kampus, termasuk kaderisasi yang tiap tahunnya dilakukan oleh organisasi mahasiswa di Universitas Siliwangi.
Menurut penuturan Prof. Dr. H. Budy Rahmat, Ir., M.S., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, masa bakti Ormawa dan UKM Unsil tetap satu tahun dan semua kegiatan kemahasiswaan harus mengikuti aturan dari Kemendikbud RI.
“Masa bakti ormawa tetap satu tahun. Karena kemajuan akademik, sebagai hal pokok, semua mahasiswa tidak boleh stagnan dan semua kegiatan kemahasiswaan harus mengikuti aturan (dari) kemendikbud,” tutur Prof. Budy.
Melihat hal ini, baik Ormawa maupun UKM Unsil mengatakan bahwa tidak ada pilihan lain, terlebih mengenai lama masa bakti. Masa bakti Ormawa sudah ada pada Surat Keputusan (SK) Kepengurusan. Jika menambah masa bakti akan melanggar aturan yang terdapat pada AD/ART. Karena itu, Ormawa hanya bisa memanfaatkan sisa waktu untuk memaksimalkan proker dan kaderisasi dengan beberapa strategi baru yang sesuai dengan keadaan saat ini.
“Merujuk pada SK (Surat Keputusan) dan sampai saat ini kami masih berusaha menyelesaikan semua proker,” tutur Muliani Maulidiyah selaku ketua BEM Faperta.
“Ya, mau gimana lagi, kan, tuntutan kuliah juga harus segera beres. Piraku harus terus ngurusin UKM di kampus mah gitu. Di AD/ART sisanya juga satu periode untuk pemilihan, nanti akan melanggar AD/ART kalo misalkan dua tahun periodenya,” papar Dede Aji selaku ketua umum UKM Koperasi Mahasiswa Unsil.
Melihat kondisi pandemi seperti ini, beberapa Ormawa Unsil mengungkapkan bahwa mereka awalnya merasa khawatir dengan program kerja yang sudah direncanakan terancam tidak bisa terlaksana.
“Yang pastinya sangat berpengaruh pada program kerja kami karena belum terbiasa menjalankan organisasi yang serba online. Untuk masa bimbingan secara online apabila kita melihat esensi dan substansi itu sangat mengurangi nilai-nilai yang ada pada masa bimbingan ini. Akan tetapi, itu semua kembali lagi kepada kita yang menjalankannya. Lebih kepada cara pengemasannya sehingga kita masih mempertahankan nilai-nilai yang ada pada masa bimbingan ini,” tutur Acep Gilar selaku Ketua BEM FISIP.
“Untuk saat ini, masih diprioritaskan daring dulu. Nanti akan berkoordinasi dengan lembaga (dan) dengan Ketua PKIE (COVID-19 Unsil) apakah diizinkan ketika melaksanakan program kerja secara fisik mengingat karena ini berhadapan dengan kesehatan, (dan) dengan nyawa. Bila ada yang positif (COVID-19) berabe jugalah,” tutur Alfazri selaku Ketua BEM FKIP.
Muliani mengatakan bahwa kendala terbesar yang dialami pada proker kaderisasi yang dilakukannya yaitu jaringan internet. Berbeda dengan Mulyani, Acep mengaku dalam pelaksanaan proker dan kaderisasi agak terhambat dengan waktu. Sedangkan Alfazri mengaku bahwa kendala paling krusial yaitu koordinasi. Namun, walaupun banyak kendala, mereka meyakini bahwa program kaderisasi tetap akan berjalan.
Sama halnya dengan beberapa organisasi mahasiswa yang merasa khawatir akan tertundanya program-program kerja selama pandemi, beberapa UKM yang ada di Unsil juga turut mengungkapkan kekhawatirannya akan tertundanya program kerja dan kaderisasi yang telah disusun sebelum adanya pandemi ini.
“Yang saya rasakan untuk proker itu banyak yang tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun karena kebanyakan kegiatan kita dalam bentuk praktek langsung secara tatap muka dan itu tidak bisa dilaksanakan, termasuk juga untuk kaderisasi. Yang hanya bisa dilaksanakan adalah pembinaan materi saja secara daring, prakteknya belum bisa dilaksanakan,” tutur Kurnia Sandi selaku Komandan Kompi Menwa.
Beberapa UKM di Unsil mengaku walaupun jaringan dan kuota internet yang menjadi kendala terbesar dalam pelaksanaan program kerja dan kaderisasi secara daring, tetapi mereka akan tetap memaksimalkan pembinaan jarak jauh secara daring. Pembinaan jarak jauh ini seperti pendidikan dan pemberian tugas yang berkaitan dengan materi pembinaan sebagai salah satu strategi untuk tetap melaksanakan program kerja dan kaderisasi agar tetap berjalan.
Pelaksanaan proker dan kaderisasi baik di Ormawa maupun UKM di Unsil sangat merasakan akibat dari adanya pandemi ini, seperti waktu pelaksanaan yang harus menyesuaikan dengan keadaan dan juga akses internet bagi pelaksanaan proker secara daring. Hal ini berisiko pada kurang optimalnya tujuan yang ditargetkan.
Reporter: Tim reporter
Penulis: Fauzi dan Sylvia
Penyunting: Ana