Gemercik News-Tasikmalaya (17/07). Mengarahkan peserta aksi untuk memakai masker, membawa hand sanitizer, dan air minum pribadi menjadi gaya baru dalam pelaksanaan aksi  dipenolakan Omnibus Law. Aksi tersebut digelar oleh Aliansi BEM Tasikmalaya, dengan dibarengi penerapan protokol kesehatan tersebut juga dirasa penting pengaruhnya saat di fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Namun demikian, Naufal Mohammad Rakim selaku ketua BEM STIA Tasikmalaya, yang merupakan koordinator lapangan di aksi tersebut, menuturkan penerapan protokol kesehatan dirasa tidak sesuai dengan yang diinginkan. Karena melihat beberapa mahasiswa yang tidak membawa masker.

Banyaknya peserta aksi menyebabkan timbulnya hal-hal di luar dugaan. Dan juga, Protokol kesehatan yang diterapkan di awal menjadi tidak terkontrol.

“Banyaknya hal-hal yang di luar kendali. Karena banyaknya masa aksi, seperti (pada pelaksanaan aksi), saya mengintruksikan untuk memakai masker kepada (seluruh peserta) mahasiswa ketika akan masuk ke gedung DPRD Kota Tasikmalaya, dan (juga) saat terjadi chaos (kekacauan). Sehingga banyak mahasiswa yang membuka maskernya, (dan) memang itu di luar dugaan. Namun, saya sendiri sebagai korlap sudah menekankan kepada seluruh peserta aksi untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu dengan memakai maskernya,” tutur Naufal.

Faisal Sulistio dari mahasiswa Universitas Siliwangi yang bukan termasuk peserta aksi turut hadir mengamati jalannya unjuk rasa tersebut. Ia menanggapi soal pernyataan Naufal, kalau terkait aksi dengan dibarengi protokol kesehatan seperti pemakaian masker, perlu adanya kesadaran masing-masing dari setiap peserta aksi. Karena dalam sebarannya juga sudah dilayangkan untuk wajib memakai masker.

Shohet selaku Kepala Bagian Operasi Polres Tasikmalaya turut menanggapi. Menurutnya dalam kegiatan aksi secara umum akan sulit menerapkan seluruh protokol kesehatan. Karena mengingat banyaknya peserta aksi, sehingga sulit memperhatikan jaga jarak. Tetapi, soal penggunaan masker mungkin bisa dilaksanakan.

Selain memperhatikan wajib penggunaan masker sebagai penerapan protokol kesehatannya, Aliansi BEM Tasikmalaya mempersiapkan tim medis dengan menyediakan alat-alat kesehatan bagi peserta aksi. Sedangkan untuk penugasan tim medis sendiri, diberikan tanggungjawabnya kepada perguruan tinggi di bidang kesehatan, yaitu STIkes BTH, Poltekkes Kemenkes, dan STIkes Respati.

Dan dari adanya protokol kesehatan yang harus disiapkan oleh peserta aksi pun, itu merupakan perencanaan dari ketiga kampus di bidang kesehatan tersebut. Karena pada saat melakukan aktivitas/kegiatan di fase adaptasi kebiasaan baru dengan hanya menyiapkan masker saja sudah dirasa cukup. Namun, alangkah lebih baiknya aturan di aksi ini membawa dua barang  penunjang protokol kesehatan yang disebutkan oleh Naufal.

“Untuk saat ini dalam protokol kesehatan pencegahan virus COVID-19 hanya dengan membawa masker pun sudah dirasa sangat cukup. Tapi, alangkah lebih baiknya kita membawa hand sanitizer dan air minum pribadi sesuai dengan usulan ketiga kampus bidang kesehatan.” Jelas Naufal.

Reporter: Syahda Juang, Dila Prila. J, Anisa T.W

Penulis: Syahda Juang 

Penyunting: Rini